KABAR BAIK VOL.39/2016 ? YAKINKAH PENYAKIT BISA DISEMBUHKAN-NYA?

8 Feb 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 8 FEBRUARI 2016

Markus 6: 53 – 56
Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ.

Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus.

Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada.

Ke manapun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

RENUNGAN

Karena aku percaya kebesaranNya, maka aku yakin bahwa kekuatan penyembuhan yang dimiliki Yesus itu tak hanya ke soal penyakit jasmani tapi juga rohani.

Persoalannya sekarang, benarkah penyakit rohani kitapun akan sembuh ketika kita hanya menyentuh jumbai jubahNya saja?

Sebut saja penyakit rohani itu adalah korupsi maka sanggupkah seorang koruptor sembuh dari korupsi kalau ia menyentuh jumbai jubah Yesus?

Apakah ia langsung bertobat ketika ia datang ke gereja untuk mengikuti perayaan ekaristi? Kalau tak sembuh, kenapa ia tak sembuh? Bukankah ekaristi adalah kehadiran Yesus Kristus yang nyata seperti tertuang dalam Katekismus Gereja Katolik 1374? Atau jangan-jangan ekaristi dan segala macam tetek bengeknya adalah bualan para bapa gereja saja?

Tentu tidak?
Hal yang sangat membedakan antara para koruptor yang tak sembuh meski jutaan kali ke gereja menerima Tubuh dan Darah Kristus dengan mereka yang diceritakan di Kabar Baik hari ini adalah pada iman.

Orang sakit perlu iman untuk bisa disembuhkan.?Orang-orang sakit yang diceritakan dalam Kabar Baik hari ini adalah mereka yang sudah muak merasakan sakit. Merekamau berkorban untuk melakukan apapun supaya sembuh. Termasuk ketika dibawa berlari-lari oleh kerabatnya untuk mengejar Yesus, rela diletakkan di pasar yang kubayangkan pasti sangat ramai setelah kedatanganNya hanya demi bisa menyentuh jumbai jubahNya dan sembuh.

Sementara koruptor?
Kalau ia datang ke gereja dengan mengutarakan kemuakannya terhadap korupsi yang ia lakukan dan berjanji untuk tak melakukan korupsi lagi dan menjalani janjinya tentu ia akan sembuh! Tapi kalau ia ke gereja hanya untuk memenuhi kewajiban dan supaya dipandang orang sebagai Katolik yang baik, seperti kutulis di atas, mau makan Tubuh Kristus sampai pabrik hosti bangkrut pun juga sulit untuk sembuh!

Loh Don, tapi kamu nggak bisa membandingkan apple-to-apple antara orang sakit jiwa (baca: korupsi) dengan sakit jasmani dong?

Nah, betul! Justru di akhir perenungan ini, aku ingin berkata, kalau untuk urusan sakit jasmani kita bisa doa sampai ndhakik-ndhakik (benar-benar: jawa) supaya sembuh dan mengimaninya, kenapa kita tak bisa melakukan hal yang sama untuk sakit-sakit yang ?menyenangkan? seperti korupsi, selingkuh, judi dan lain sebagainya?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.