KABAR BAIK HARI INI, 6 Februari 2016
Markus 6:30-34
Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat.
Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.
Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
RENUNGAN
Tuhan itu tak pernah tertidur? Benar. Mazmur 121 menguntai pernyataan itu.
Tuhan perlu waktu untuk sendiri? Bisa jadi demikian. Kabar Baik hari ini menyatakannya. Ia bersama murid-murid yang bahkan tak sempat makan, memerlukan waktu untuk pergi ke tempat sunyi, sendiri dan beristirahat.
Tapi apa daya, rencana mereka diketahui.. orang-orang yang ingin mendengarkan pengajaran dariNya nekad menyusul bahkan kubayangkan mendahuluiNya untuk sampai di tempat yang tadinya direncanakan sebagai tempat istirahat.
Yesus tak sampai hati melihat orang-orang yang seperti domba tanpa gembala, maka Ia pun mengajar mereka.
Nah, kalau Tuhan tak pernah tidur, Tuhan perlu waktu sendiri bagaimana dengan para imam? Perlukah mereka punya waktu sendiri untuk tidak melayani para domba-dombanya yaitu kita?
Aku punya cerita.
Sekitar dua tahun silam, salah seorang kerabat di Indonesia sakit keras. Sebagai pemeluk katolik, selagi ada kesempatan, aku mencoba memintakan sakramen minyak suci baginya dari pastor yang kukenal.
Tapi barangkali karena aku sudah kelamaan tinggal di luar negeri, dari semua pastor yang kukenal, ada yang nomernya sudah tak bisa dihubungi, ada yang sudah pindah domisili tak di Jakarta lagi, ada yang dihubungi tapi tak diangkat.. bahkan ada yang sudah tidak jadi pastor lagi.
Usaha tak berhenti di situ, aku lantas menghubungi pastor paroki yang kukira-kira melingkupi area rumah sakit tempat kerabat tadi dirawat.
Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya teleponku diangkat juga. Aku mengutarakan permintaanku dengan sopan, tapi jawaban yang kuterima adalah demikian, ?Waduh maaf ya saya ada jadwal meeting pagi ini. Bagaimana kalau sore nanti??
Meski tak sampai kelepasan, tapi aku sempat berpikir untuk menjawab, ?Ya tapi bagaimana kalau kerabat saya meninggal pagi ini dan tak sempat diminyaki??
Hingga akhirnya aku menemukan imam yang sudi datang saat itu juga ke rumah sakit adalah sekitar tiga jam setelah percobaanku yang pertama.
Bagiku ini tidak seharusnya terjadi.
Benar, imam juga manusia seperti halnya rocker juga manusia.
Mereka perlu tidur, istirahat, rekreasi, menyendiri dan punya kegiatan rutin yang tak sedikit. Tapi Gereja Tuhan bukanlah manusia dan Gereja Tuhan tak boleh tidur karena para domba ini membutuhkan gembala.
Artinya, kalau memang ada satu imam yang tak bisa memberikan sakramen perminyakan, seharusnya ada sebuah sistem di dalam Gereja yang mengatur penjadwalan, mempermudah permintaan-permintaan yang sifatnya mendadak dan gawat-darurat, termasuk didalamnya adalah bagaimana bisa mendapatkan bantuan dari paroki lain atau rumah-rumah komunitas pastor atau entah bagaimana untuk mendapatkan semacam pastor jaga/pastor piket.
Kesannya mungkin keterlaluan tapi mari kita tilik Kabar Baik hari ini.?Ketika Yesus dan para murid lelah, Ia tetap memberi pengajaran meski mungkin karena tak dituliskan, aku bisa berasumsi, Ia membiarkan para murid beristirahat bergantian.
Jadi, ayolah para imam yang kami hormati, jagailah domba-domba ini supaya tak diambil gembala-gembala yang lain dan jangan sampai dimakan musang yang berkeliaran itu lebih amit-amit lagi…
0 Komentar