Kabar Baik Hari Ini, 30 Desember 2016
Matius 2:13 – 15, Matius 2:19 – 22
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.”
Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.”
Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya:
“Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati.”
Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel.
Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea.
Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.
Renungan
Hari ini Gereja Katolik di seluruh dunia memperingati Pesta Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yusuf atau biasa disebut sebagai ‘Keluarga Kudus Nazareth’ dan tiba-tiba aku membayangkan, jika mereka hidup di masa ini, seperti apakah kira-kira gambaran kehidupan keluarga tersebut?
Apakah mereka hidup mengontrak atau tinggal di apartemen milik sendiri? Atau numpang di rumah mertua?
Apakah Maria menggunakan jasa pembantu untuk mengurus Yesus? Apakah Yusuf mengijinkan Yesus untuk bermain iPad untuk menghabiskan masa luangNya?
Apakah Yesus dikirim ke Tempat Penitipan Anak/Daycare saat Yusuf dan Maria bekerja setiap hari?
Tentu tidak, Don! Kamu ngacau! Mereka kan keluarga suci, mana mungkin sih mereka berbuat seperti itu?
Loh, kalau begitu pendapatmu, apakah menggunakan jasa pembantu itu dosa? Apakah memiliki iPad itu larangan? Apakah menitipkan anak ke Daycare itu merupakan sumber yang membuat sebuah keluarga jadi tidak kudus?
Apakah kudus itu sendiri?
Apakah kudus itu berarti pergi ke gereja terus dan berdoa melulu pada sekujur waktu dalam hidupnya?
Nah, ini menarik!
Menurut ‘kita-kita’, kudus itu kata yang seram karena yang kudus hanyalah Tuhan. Kudus identik dengan agama dan doa. Acapkali juga dipakai untuk menyindir seseorang yang tampak relijius bahkan aku yang mencoba menulis Kabar Baik setiap hari, kerap dicap “Sok suci, Loe!” atau “Kudus banget sih idup loe?!”
Padahal Yesus sendiri menuntut kita untuk hidup kudus. Pada Matius 5:48, Ia bilang “Karena itu haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
Tapi, bagaimana cara hidup kudus?
Kalian mungkin kaget, tapi kekudusan bukanlah hal yang susah untuk diraih. Kekudusan berawal dari hal-hal kecil dan sederhana dan dilakukan dengan motif kasih yang besar kepada Tuhan karena ‘perbuatan kasih adalah jalan utama yang memimpin kita kepada Tuhan’. Hal itu disampaikan oleh Santa Therese of Liseux. (Diambil dari sini)
Artinya ketika kita menggunakan jasa pembantu, kita juga bisa bersikap kudus dengan mempekerjakan sewajarnya dan menghargai diri mereka sebagai manusia yang kita kasihi.
Ketika kita memberi mainan iPad kepada anak-anak, selama itu tidak untuk kepentingan diri sendiri supaya mereka punya kesibukan dan kita bisa berleha-leha, tak masalah, dimana letak ketidakudusannya?
Ketika kita harus mengirim anak ke day care karena kita bekerja? Kalau tidak ada jalan lain bukankah itu adalah hal terbaik yang bisa kita berikan dan kasih selalu menuntut yang terbaik pula?
Jadi, membayangkan bagaimana keluarga kudus Nazareth hidup di masa kini, ya bisa jadi mereka menerapkan pola-pola hidup modern seperti kita.
Karena yang terpenting menurutku bukan soal apa yang kita gunakan tapi sejauh mana piranti-piranti dan pola-pola itu mendukung kita untuk memberikan yang terbaik bagi Allah termasuk bagaimana kita menjaga ketidaklekatan terhadap pola-pola dan piranti-piranti hidup tersebut. Jadi misalnya suatu waktu pembantu keluar, iPad rusak, day care tutup, masih sanggupkah kamu menjalankan hidup untuk tetap memuji dan memuliakan Allah?
Don, apakah keluarga kudus Nazareth jika hidup di masa kini juga tekun berdoa dan ke gereja?
Jelas! Doa dan gereja adalah persekutuan paling dekat dengan Allah yang merupakan sumber kekudusan itu sendiri. Mana mungkin kita mampu menjadikan diri kita kudus jika kita memiliki jarak denganNya?
Duh, sok suci dan sok kudus banget sih kamu, Don?
Errr….
0 Komentar