Kabar Baik Hari Ini, 27 Desember 2016
Yohanes 20:2 – 8
Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”
Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur.
Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.
Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.
Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.
Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.
Renungan
Hingga kini, masih banyak orang tak percaya bahwa Yesus bangkit dari alam maut setelah kematianNya.
Buktinya mana kalau Yesus bangkit??Begitu rata-rata pembelaannya.
Ada banyak yang bekerja keras untuk mencari bukti demi bukti bahwa Kabar Baik tentang kebangkitan Yesus itu adalah bohong belaka dan jenasahnya disembunyikan.
Aku punya satu pertanyaan buat kalian, jika suatu waktu nanti ilmu pengetahuan dan teknologi dengan amat sangat meyakinkan telah mampu membuktikan bahwa Yesus memang tak bangkit dari mati, akankah kamu tetap pergi ke Gereja untuk berdoa dan menyembahNya?
Akankah kamu tetap mencintai sesama?
Merenungkan hal ini, aku tertarik pada dua hal yaitu proses dan waktu. Percaya pada Yesus itu memerlukan proses dan proses itu makan waktu.
Para murid yang menengok makam Yesus dan menemui bahwa jasadNya hilang seperti tertulis dalam Kabar Baik hari ini pun pada awalnya tak mempercayai bahkan tak tahu bahwa Yesus sudah bangkit. Mereka perlu berproses dan perlu waktu.
Tapi lantas malaikat Tuhan memaklumkan kebangkitanNya kepada Maria dan wanita-wanita yang mengunjungi makam.
Tapi lantas para murid, kecuali Thomas, mulai timbul percayanya tak hanya karena diberi tahu Maria tapi juga karena mereka sendiri ditampaki Yesus.
Tapi lantas Thomas pun percaya setelah Yesus secara khusus mendatanginya dan menyuruhnya untuk menaruhkan jari ke luka-lukaNya yang kudus untuk membuktikan bahwa Dialah Yesus, yang Guru, yang ditangkap, disalib dan kini bangkit.
Sepanjang hidup ini, sejatinya kitapun berproses untuk semakin menemukan pribadi Yesus, semakin menyediakan diri untuk mau ditampaki olehNya. Bukan penampakan dalam wujid fisik tapi dalam wujud spirit, semangat melalui perjumpaan-perjumpaan hidup kita dengan sesama.
Setiap kita pergi ke pasar dan penjual sayuran menawarkan senyum kepada kita, kita melihat Yesus dari wajahnya.
Kita makan bersama dengan keluarga, kita merasakan kehangatan Yesus dari sana.
Bahkan ketika kita berbuat salah dan sebelum minta maaf, kesalahan itu sudah dimaafkan oleh yang kita salahi, dari pemaafan itu kita jelas-jelas melihat dan mengingat Yesus yang juga Maha Pemaaf.
Tapi seandainya nanti ada seorang ilmuwan yang dengan lantang mengemukakan bukti bahwa jenasah Yesus itu ada dan disembunyikan, adakah kita tetap bisa melihat Yesus dari wajah si ilmuwan itu?
Sulit, tapi kita ditantang untuk bisa menemukan Tuhan dimanapun termasuk di wajahnya. Yesus menampakkan diri dalam wujud samudera pemaafan dan pengertian. Ia memaafkan penemuan itu dan Ia mengerti keterbatasan kita yang kadang terlalu nyaman saat didindingi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada titik dimana hal itu terjadi nantinya, tantangan kita sebagai orang beriman menjadi lebih berat lagi. Kita hanya mampu berdoa supaya seterkikis-terkikisnya iman, semoga ia tak menjadi lebih kecil dari biji sesawi.
Aku hanya berdoa semoga hal itu tak terjadi dan semoga kalian juga tertarik untuk mendoakan hal yang sama…
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan