Kabar Baik Vol. 359/2016 ? Yesuskah Sang Imanuel itu?

24 Des 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik Hari Ini, 24 Desember 2016

Matius 1:18 – 25
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:

“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” ?yang berarti: Allah menyertai kita.

Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.

Renungan

Beberapa hari yang lalu di grup WhatsApp keluarga besar almarhumah Mama muncul pertanyaan menarik terkait bacaan untuk hari ini, “Kalau Nabi Yesaya menubuatkan penyelamat umat manusia itu nantinya akan diberi nama Imanuel (Yesaya 7:14), kenapa Yusuf dan Maria memberi nama Yesus?”

Bukankah harusnya ya Imanuel? Atau jangan-jangan… jangan-jangan Yesus itu sejatinya memang bukan Imanuel yang dimaksudkan Yesaya?

Aku kebingungan dan tak berani menjawab. Akalku bekerja. Kucari jawaban tentang hal ini dan dalam salah satu situs web apologetik (iman katolik), aku menemukan jawabannya.

Jadi, Imanuel yang berarti ‘Tuhan besertamu‘ itu bukan nama tapi panggilan, sebutan.

Analoginya mungkin begini. Ini andai.. sekali lagi, andai, kehadiran Jokowi di dunia dulu sudah dinubuatkan, mungkin nubuatannya demikian, “Nanti akan lahir seorang yang kurus, ceking tapi pintar dan berkarisma. Ia akan dipanggil sebagai Presiden Indonesia!”

Eh tapi lantas kedua orang tua Jokowi memberi nama Joko Widodo dan bukan Presiden Indonesia. Lalu, masih dalam perandaian itu, orang-orang bilang “Kenapa tak diberi nama Presiden Indonesia? Jangan-jangan Jokowi memang bukan Presiden Indonesia yang dimaksud?!”

Jadi semoga jelas bahwa Imanuel yang dimaksud Nabi Yesaya bukanlah nama seseorang tapi sekali lagi, panggilan.

Puas?
Puas!

Hah, serius kalian puas?
Duh mudah sekali kalian dibikin puas? Aku sendiri, jika hanya bersandar pada hal tersebut, sejujurnya belum puas.

Kenapa? Aku mendambakan jawaban yang sifatnya tak hanya tekstual tapi juga aktual, lebih dari sekadar kata tapi pada tataran praktek, “Benarkah Yesus itu adalah Imanuel?”

Benarkah Ia menyertai kita? Adakah dirimu mengalami pengalaman itu?

Kalau iya, bagaimana kamu merasakan penyertaanNya? Kalau kamu disertai kenapa masih banyak berperilaku buruk yang dilakukan?

Kalau kamu merasa tak disertaiNya dan tak percaya bahwa Yesus adalah Imanuel, kenapa masih berani mengharapkan kebaikan dari membaca Kabar Baik ini?

Om telolet om!

Oh ya, teman-teman, aku membuat survey/angket ?Kabar Baik?. Aku memerlukan feedback/saran/kritik terhadap serial Kabar Baik yang kuterbitkan setiap hari tahun ini. Silakan dilihat di sini. Terima kasih ya!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.