Kabar Baik Vol 358/2016 – Anak dan Takdir

23 Des 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik Hari Ini, 23 Desember 2016

Lukas 1:57 – 66
Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki.

Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.

Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.”

Kata mereka kepadanya: “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.”

Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu.

Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan merekapun heran semuanya.

Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.

Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea.

Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Renungan

Aku akan memakai istilah yang diungkap oleh penulis pujaanku, alm. Pramoedya Ananta Toer, untuk memulai renungan Kabar Baik hari ini.

Suatu waktu ia pernah bilang begini, “Setiap karya memiliki takdirnya masing-masing…” Kali ini aku ingin mengubah peruntukannya bukan untuk karya (buku) tapi untuk anak. Ya, setiap anak punya takdirnya masing-masing!

Pernahkah kita berpikir, apa yang ada di benak orang tua kita saat kita lahir dan ditanya oleh orang lain, “Besok kalau besar, anakmu pengen jadi apa?”

Kalau kamu lahir sebelum tahun 1980an sepertiku, mungkin standard, “Insinyur!” atau “Dokter” atau “Guru”.

Kalau kamu lahir pada dekade 1980an, bisa jadi orang tuamu masih berpikir tentang ‘insinyur’ tapi bisa pula berpikir lain jadi ‘astronot’ atau ‘pilot’ karena waktu itu selain dunia dikejutkan dengan peristiwa ledakan pesawat ulang alik yang menewaskan semua awak pesawat, Indonesia juga sempat hampir punya orang pertama yang berkelana ke luar angkasa, Dr Pratiwi Soedharmono namanya.

Kalau kamu lahir pada dekade 1990an, bisa jadi orang tuamu tak lagi berpikir tentang ‘insinyur’ tapi bisa ke arah ‘ahli komputer’ karena memang waktu itu komputer sedang booming dimana-mana.

Lalu tengoklah dirimu sekarang, apakah kamu sudah jadi seperti yang mereka inginkan, atau justru kamu menjadi sesuatu yang lain yang tak pernah terpikirkan oleh mereka yang melahirkan dan membesarkanmu?

Aku sendiri dulu pernah diarahkan untuk menjadi insinyur oleh Papa. Insinyur di sini berafiliasi dengan sarjana teknik sipil karena Papa ingin aku bisa menjadi ‘pemborong’. Aku sendiri dulu pernah bercita-cita ingin jadi seorang ahli Bahasa Indonesia (dulu waktu kecil) karena Eyang Putri dulu adalah seorang penulis dan editor sebuah penerbitan buku-buku pelajaran di Indonesia.

Tapi lantas arah hidup mengarah ke hal yang tak terduga sebelumnya, aku menguasai bidang teknologi informasi sejak akhir 1990an hingga kini dan tak berniat untuk lepas dari itu, setidaknya hingga saat tulisan ini dirawi.

Hari ini, Kabar Baik menuliskan kelahiran Yohanes Pembaptis. Elizabeth, ibunya, ngotot untuk memberi nama Yohanes sesuai bisikan malaikat Gabriel tetapi sanak saudaranya ingin bernama lain. Aku tak tahu sedetail apakah Elizabeth tahu rencana Tuhan terhadap anaknya tapi satu hal yang ia tahu bahwa Tuhan menyertai Yohanes seperti apapun nanti jadi. Ia menjadi seorang yang terbesar yang menjadi Elia nan menghubungkan dunia ‘Perjanjian Lama’ ke ‘Perjanjian Baru’ karena dari mulut dan tindakannya, nama Yesus tersiarkan sebelum Ia datang.

Jadi, kalau orang tuamu kecewa pada keadaanmu sekarang ini, yakinkanlah mereka bahwa apapun yang terjadi, Tuhan menyertai kita. Dan seberapapun rasa khawatirmu terhadap anak-anakmu saat ini, yakinkan juga dalam hati bahwa sebagamana nanti jadinya, anak kita akan memiliki takdirnya sendiri-sendiri yaitu takdir yang diatur oleh Tuhan yang selalu menyertai.

Oh ya, teman-teman, aku membuat survey/angket ?Kabar Baik?. Aku memerlukan feedback/saran/kritik terhadap serial Kabar Baik yang kuterbitkan setiap hari tahun ini. Silakan dilihat di sini. Terima kasih ya!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.