Kabar Baik Vol 357/2016 ? Om Telolet Om

22 Des 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik Hari Ini, 22 Desember 2016

Lukas 1:46 – 56
Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.

Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.

Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;

Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;

Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;

Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”

Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

Renungan

Bahagia itu sejatinya sederhana. Nggak neko-neko, nggak berteriak-teriak dan nggak perlu berdarah-darah.

Hari ini Bunda Maria juga mengajari bahwa sumber segala sumber bahagia pun sebenarnya sederhana, Tuhan. Padahal, kalau dipikir secara manusia, beban yang dipanggul Maria sebenarnya tak ringan.

Ia hamil.
Kehamilannya ‘tak wajar’.
Hamil di luar nikah.

Ya kalau yang menghamili manusia, tinggal minta pertanggungjawaban si manusia penghamil itu, dikawinkan. Tapi ia dibuahi Roh Kudus. Persoalannya bukan ‘Dimana Roh Kudus bersembunyi untuk dimintai pertanggungjawaban’ tapi lebih pada, berapa orang yang percaya bahwa ia dibuahi Roh Kudus dan bukan yang lainnya? Tapi Maria tetap bersuka dan hatinya bergembira dan sumber kegembiraannya adalah Allah semata.

Kemarin publik social media dunia, sekali lagi… dunia, dibanjiri kebahagiaan yang sederhana dan berasal dari Indonesia.

Saat orang-orang muak dengan berita peperangan di sana-sini, saat ketakutan menyeruak, kebencian meraja di atas perbedaan yang ada, dunia dibuat terbahak dengan ‘om telolet om’. Media-media dunia mengungkap fenomena unik itu, selebriti-selebriti social media internasional pun mengikutinya, gandrung kepadanya.

Dari mana dan apa arti istilah itu?
Dari sekelompok orang yang berdiri di pinggiran jalan lalu ketika bis atau truk lewat, mereka minta pak supir untuk membunyikan klakson ‘telolet’, sebuah klakson tak biasa yang lebih meriah bunyinya, “Om! Telolet, Om!” Ketika supir membunyikan klakson ‘telolet’, mereka bersorak gembira bahkan menari mengikuti irama ‘telolet’ yang dibunyikan. Sesederhana itu, setulus itu, sebahagia itu.

Fenomena ini mengajari kita bahwa sebenarnya sumber kebahagiaan itu sederhana tapi nggak kacangan. Sesederhana Maria yang di tengah perjuangannya untuk mengandung Yesus, menjadikan Allah sebagai sumber bahagianya, sesederhana kita menghirup nafas pagi ini dalam-dalam lalu mengeluarkannya pelan-pelan seraya bersyukur bahwa Allah telah menambahkan satu hari lagi umur kita di dunia ini.

Eh kamu tak lupa bernafas pagi ini, kan?

Om telolet om!

Oh ya, teman-teman, aku membuat survey/angket ?Kabar Baik?. Aku memerlukan feedback/saran/kritik terhadap serial Kabar Baik yang kuterbitkan setiap hari tahun ini. Silakan dilihat di sini. Terima kasih ya!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.