Kabar Baik Vol. 34/2017 – Herodes, Pribadi yang sok kuat

3 Feb 2017 | Kabar Baik

Kabar Baik Hari Ini, 3 Februari 2017

Markus 6:14 – 29
Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.”

Yang lain mengatakan: “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan: “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.”

Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.”

Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.

Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!”

Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarny perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.

Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”, lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!”

Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!”

Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!”

Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.

Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.

Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.

Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Renungan

Ada yang menarik dalam Kabar Baik hari ini. Coba simak apa yang ditulis Markus tentang Herodes.

“Sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.”

Kita tahu Herodes adalah seorang raja yang jahat. Tapi betapa mengagetkan ketika Markus menulis bahwa Herodes ternyata senang mendengar pengajaran Yohanes? Herodes peduli dengan Yohanes karena ia orang benar dan suci sehingga dilindunginya anak Anna, saudari Maria itu?

Perlu kujelaskan, Herodes yang ini berbeda dengan Herodes yang berencana untuk membunuh bayi Yesus dengan mengharapkan informasi dimana Ia tinggal dari tiga Majus dari Timur. Herodes yang ‘itu’ adalah Herod The Great (Herodes Agung) sedangkan Herodes yang kuherankan dan dibahas dalam Kabar Baik hari ini adalah Herodes Antipas, anak dari Herodes Agung.

Tapi meski menaruh rasa hormat pada Yohanes, Herodes Antipas akhirnya memerintahkan anak buahnya untuk memenggal kepala Yohanes.

Apa yang bisa kita petik dari kejadian mengherankan ini?

Herodes adalah manusia biasa. Ia bukan setan karena kita juga bukan Tuhan. Ia tak beda dengan kita yang pada satu titik bisa saja merasa begitu dekat dengan Tuhan tapi di saat lain bisa begitu mudah dijegal setan.

Tapi perkara akhirnya Herodes menyerahkan hidupnya kepada kuasa setan, itu harus dibenarkan seperti halnya Yudas Iskariyot akhirnya menyerah pada keputusannya sendiri untuk bunuh diri. Herodes menuruti kehendak istrinya Herodias yang disampaikan melalui anaknya untuk menghabisi Yohanes, ia juga lantas pada akhirnya bertemu Yesus dan membiarkan begitu saja Yesus untuk dihukum mati beberapa jam sesudah pertemuannya itu padahal ia bisa saja membebaskanNya.

Herodes adalah manusia dan manusia adalah domba yang hidup dalam kawanan yang menjadi milikNya dengan Yesus sebagai Sang Gembala. Adapun domba itu sejatinya lemah, ia selalu berusaha direbut oleh setan yang dengan segala daya dan upaya membujuk kita, menjerumuskan dan memangsa kita.

Lantas bagaimana mungkin Tuhan yang Maha Kuat bisa kehilangan dombaNya dan dirampas setan?

Bukan Tuhannya yang kurang kuat tapi karena Ia menghormati pilihan domba-dombaNya. Ketika si domba merasa dirinya kuat dan sombong, ia akan menafikan dan merasa tak butuh Yang Maha Kuat lalu memisahkan diri dari kawanan yang dianggapnya lemah. Akibatnya mudah ditebak, ia dijerumuskan dan diterkam oleh setan yang meski jauh kalah kuat ketimbang Tuhan tapi ia adalah mantan malaikat yang sudah tentu lebih kuat dari kedagingan dan keduniawian kita ini.

Sayangnya, Herodes adalah pribadi yang seperti itu. Bagaimana dengan kita?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.