Kabar Baik VOL. 340/2016 – Bongkar Atap

5 Des 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 5 Desember 2016

Lukas 5:17 – 26
Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit.

Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus.

Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus.

Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: “Hai saudara, dosamu sudah diampuni.”

Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: “Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?”

Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu?

Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah?

Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?:”Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”

Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah.

Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: “Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan.”

Renungan

Sepertinya tak ada orang tak suka melihat seseorang lain yang tak mau antri meski banyak dari kita tanpa disadari terkadang juga berlaku demikian, nggak mau antrinya, maunya cepat bagaimanapun caranya.

Baik itu di kantor-kantor pemerintahan, di restaurant, di loket bioskop. Di deret orang yang hendak memberi salam kepada pengantin di pelaminan, hingga di gereja saat kita antri untuk menerima Tubuh Kristus, pun kadang masih kita dapati satu-dua orang yang tak mau masuk dalam garis antrian, maunya cepat dan dalam Bahasa Jawa disebut sebagai, ‘Ngesuk-suk’ itu.

Tapi suka-tak-suka, dalam Kabar Baik hari ini kita mendapati kenyataan bahwa justru seorang yang tak mau antri tapi kepadanya malah diberikan mukjizat Yesus.

Orang lumpuh dan rekan-rekannya yang membawanya itu, dalam paradigma kekinian bisa digolongkan orang yang nggak mau antri nan egois.

Bayangkan! Yang ingin ketemu Yesus toh bukan ia sendirian. Orang lain juga ingin melihat dan syukur-syukur disembuhkan. Tapi si lumpuh dan rombongannya cuek bebek. Mereka meringsek ke depan. Ketika tak berhasil meski sudah sampai di depan, mereka tak hilang akal.

Secara mengejutkan, rombongan itu menarik si lumpuh ke atas atap rumah lalu sesampainya di atas, mereka menjebol atap, menurunkan si lumpuh hingga tepat berada di hadapan Yesus.

Aku tak tahu apa yang ada di dalam benak orang-orang yang hadir, aku juga tak tahu bagaimana reaksi si empunya rumah melihat atapnya dijebol yang tentu saja tak hanya mendatangkan kerugian material tapi juga… Duh! Itu kalau atap lain ikutan rubuh gara-gara diinjak-injak bagaimana????

Tapi Lukas tak menuliskan hal tersebut.
Ia melihat ada yang lebih penting, ada yang terpenting hendak dituliskan yaitu betapa Yesus, Gurunya, mengampuni dan menyembuhkan sakit si lumpuh di hadapan semua orang terutama para Farisi ahli Taurat yang tak senang denganNya.

Melihat kenyataan ini, mungkin kalian lantas berpikir, “Oh, kalau begitu kita lebih baik tak usah antri saja seperti si lumpuh. Buktinya, ia egois tapi malah disembuhkanNya.”

Tapi aku lebih berada pada posisi yang merenungi dari sisi sebaliknya, betapa ketika Yesus hendak menyatakan kemuliaanNya, kuasaNya melalui mukjizat, Ia bisa menggunakan apa dan siapa saja termasuk orang yang paling dianggap bersalah sekalipun. Bukan demi si orang itu, tapi demi orang banyak.

Jadi gimana?
Apakah kalian mendadak capek menjadi orang yang menghormati budaya antri setelah membaca Kabar Baik hari ini, atau sebaliknya, tetap mau antri dengan manis?

Oh ya, teman-teman, aku membuat survey/angket ?Kabar Baik?. Aku memerlukan feedback/saran/kritik terhadap serial Kabar Baik yang kuterbitkan setiap hari tahun ini. Silakan dilihat di sini. Terima kasih ya!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.