Kabar Baik hari ini, 3 Desember 2016
Markus 16:15 – 20
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.
Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Renungan
Ketika banyak orang di luar sana berseru, “Semoga semua makhluk berbahagia!“, apakah di Katolik, hal itu juga ada?
Secara eksplisit mungkin tidak ada sejauh yang kutahu tapi secara implisit ayat pertama Kabar Baik hari ini menyuarakan hal itu, “… beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”
Injil adalah Kabar Baik, maka mewartakan injil kepada semua makhluk adalah mewartakan Kabar Baik kepada semua ciptaanNya.
Tapi, Don, kalau begitu kenapa kebanyakan orang katolik masih makan daging? Bukankah hewan juga makhluk yang harus diwartakan kebaikan terhadapnya?
Betul! Akupun juga makan daging dan tidak ada rencana untuk tidak makan daging, karena kalau tidak makan daging lantas aku makan apa?
Makan sayuran! Vegetarian!
Tapi sayuran juga makhluk ciptaanNya, kan? Hehehehe, lantas makan apa baiknya?
Injil adalah Kabar Baik yang intinya menyadarkan pada seluruh makhluk bahwa Tuhan Allah itu bukan sosok yang tak bisa didekati, bahwa Tuhan Allah itu adalah sosok yang tak hanya menghukum. Injil yang dibawa Yesus Kristus, AnakNya, membawa harapan bahwa justru kalau kita menghindar dari Allah, kita tidak akan mendapatkan keselamatan, karena di dalam Dialah ada kabar baik, ada sukacita, damai dan keselamatan abadi.
Hal yang amat menarik terkait ayat di atas dalam aktualisasinya adalah betapa tanggapnya Gereja Katolik dengan diterbitkannya ensiklik Laudato Si oleh Paus Fransiskus beberapa waktu lalu.
Meski tak mengkhususkan, tapi salah satu tujuan utamanya adalah tentang bagaimana mewujudkan rasa kepedulian umat terhadap bumi dan lingkungan. Bumi dan lingkungan adalah ciptaanNya, dan Laudato Si, ketika ensiklik tersebut diwujudkan dalam hidup sehari-hari, otomatis kita juga mengaktualisasikan ayat pertama dari Kabar Baik hari ini.
Tapi, Don, bagaimana penjelasanmu tentang makan daging di atas?
Lho bukankah sudah kujelaskan, kalau kita dilarang makan daging hanya karena hewan itu adalah makhluk hidup, bagaimana dengan tumbuhan yang juga adalah ciptaanNya?
Tapi baiklah, aku berpikir begini, manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan derajat tertinggi, kita adalah citra Allah. Ketika kita harus makan daging atau sayuran, kita memang ‘membunuh’ makhluk-makhluk tersebut tapi kita tahu, kita menyantapnya untuk kepentingan hidup kita sehari-hari.
Adalah salah kalau orang Katolik menyiksa makhluk lain. Adalah salah kalau orang Katolik mengonsumsi makhluk lain dalam takaran yang tak wajar hingga memunahkan eksistensi makhluk tersebut.
Tapi kalau makan daging dan sayur, telur serta susu untuk kehidupan, untuk memuliakan Allah dan melayani sesama, apa bisa dipersalahkan? Tentu tidak.
Ah, tapi boro-boro memuliakan Allah dan melayani sesama? Hidup manusia kebanyakan malah bikin dosa dan egois kok, Don!
Nah, itu dia! Mari kita menjadi pembeda, menjadi yang tak seperti itu menjadi pemulia Allah dan pelayan terhadap sesama, maka yang lain akan mengikutinya…
Oh ya, teman-teman, aku membuat survey/angket ?Kabar Baik?. Aku memerlukan feedback/saran/kritik terhadap serial Kabar Baik yang kuterbitkan setiap hari tahun ini. Silakan dilihat di sini. Terima kasih ya!
0 Komentar