Kabar Baik VOL. 335/2016 ? Menjala manusia. Sudahkah dirimu terjala dan terjerat olehNya?

30 Nov 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 30 November 2016

Matius 4:18 – 22
Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.

Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”

Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.

Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

Renungan

Aku tertarik dengan istilah yang dipakai Yesus ketika merayu Simon dan Andreas untuk ikut bersama dalam pelayananNya, menjala.

Ia tak pakai istilah lain karena ‘menjala’ adalah pekerjaan sehari-hari mereka sebagai nelayan, melekat dalam pikirnya, memudahkan untuk dipahami serta diterima.

Menjala adalah menebarkan jala ke perairan untuk memerangkap ikan dan demikian pula yang Tuhan inginkan, kita menjadi penjala manusia, bukan lagi penjala ikan.

Tapi yang menarik selanjutnya adalah, kenapa harus dijala? Kenapa harus diperangkap? Kenapa tak dibiarkan bebas lepas?

Karena Yesus adalah Putra Allah, jalan kebenaran dan hidup sehingga dijala ke dalamNya bukan untuk dimatikan, tapi justru untuk bisa lepas dan bebas dalam arti sesungguhnya, merasakan kebebasan dalam kasih yang hakiki dan tak berkesudahan.

Dalam konteks sekarang, apakah itu berarti kita harus meng-kristen-kan orang supaya jadi kristen? Hmmmm…. menurutmu sendiri bagaimana?

Ayolah, Don! Jangan nanggung! Jadi kita harus meng-kristen-kan orang atau nggak? Yang tegas! Jangan takut!

Hehehe… sabar, Bro! Sebelum kamu bicara tentang meng-kristen-kan orang, sudah berapa kristen dirimu sendiri sehingga layak untuk mengkristenkan orang lain? Sudah berapa banyak hal yang kau perbuat untukNya dan berapa banyak pula yang kaulupakan dariNya?

Jadi, ketimbang bicara meng-kristen-kan orang, mari kita menilik pada kedalaman diri sendiri, sudahkah kamu mendapati dirimu terjala olehNya? Kalau belum, terjunlah! Tinggalkan perahu kenyamananmu, lemparkan dirimu dari segala pangkat dan keduniawian dan biarkan dirimu terjala, terjerat…

Dan percayalah bahwa poin untuk meng-kristen-kan orang jadi tak penting lagi ketika pada akhirnya kita bisa jadi contoh orang kristen yang baik di muka umum. Dengan meneladani Yesus dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang akan tahu bahwa kita ini kristen yang soleh dan baik serta berguna bagi masyarakat.

Perkara nanti pada akhirnya mereka yang melihat dan mendengar apa yang kita lakukan itu masuk kristen atau tidak, itu bukan urusan kita. Karena yang paling penting seperti kutulis dalam Kabar Baik kemarin, kita memberi kesempatan kepada dunia untuk melihat Dia di dalam karya hidup yang kita buat.

Lagipula kita juga sedang tidak menjual Yesus, kan? Jadi jangan seolah-olah kalau kita dapat sekian jiwa maka kita akan dapat bonus sekian di surga karena kalau demikian selain betapa pikiran kalian itu telah transaksional, juga apakah tega kita untuk menjualNya?

Jadi nggak usah adu otot untuk menarik umat maupun jemaat. Nggak usah nakut-nakutin mereka yang kalian jaring dengan “Hayo, kalau nggak ikut Yesus nanti masuk neraka lho!”, gak perlu juga ngiming-imingi bahwak kalau ikut Yesus pasti kamu jadi kaya harta duniawi karena Yesus bukan berasal dari dunia ini.

Hentikan propagandamu dan lanjutkan karya nyatamu. Jaring mereka lewat apa yang mereka lihat dan dengar.

Ibarat kata, kalian tak perlu pakai pukat harimau, racun apalagi bom air, kalau memang sudah menjadi hakNya, sesulit apapun musim ikan, kamu akan mendapatkannya untuk Dia melalui tebaran jalamu.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.