Kabar Baik VOL. 329/2016 ? Yuk, kita ‘turun dari langit’!

24 Nov 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 24 November 2016

Lukas 21:20 – 28
“Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat.

Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis.

Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.”

“Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.

Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang.

Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”

Renungan

Lagi-lagi, Kabar Baik hari ini bicara tentang ‘sneak peek‘ rancangan Hari Akhir.

Layaknya film-film Hollywood klasik, Yesus menggambarkan bahwa akan ada penderitaan bertubi-tubi yang mendahului kemenangan dimana Ia akan datang sebagai Raja dalam awan kemuliaan.

Hari-hari ini kita memang dibombardir dengan kitab-kitab apokaliptik, kitab-kitab yang menggambarkan suasana Hari Akhir yang kapan datangnya masih bersifat “RHS” alias Rahasia ini.

Lalu sebagai umat Allah bagaimana kita merenungkan dan mengaplikasikan hal ini dalam hidup kita?
Ada beberapa macam pilihan.

Yang pertama, mereka yang memilih untuk menelan mentah-mentah kitab-kitab ini lalu memanfaatkan ilmu ‘cocokologi’ untuk membandingkan apakah kejadian demi kejadian yang terjadi hari-hari ini sudah semakin cocok dengan tanda-tanda yang Yesus katakan.

Bolehkah begitu? Ya boleh saja, kenapa tidak? Sebagai awarness,?sebagai peringatan bahwa hidup kita suatu saat akan berakhir dan Hari Akhir adalah skenario akhiran yang paling akhir dari segala kehidupan di muka bumi ini.

Yang kedua adalah mereka yang memilih untuk memaklumi bahwa Hari Akhir itu ada, bahwa kita pasti akan mati, tapi lantas apa yang kita bisa perbuat dalam hidup ini?

Bagaimana kalau berpikir menjadi manusia yang menjadi simbol penyelamat seperti halnya Yesus yang akan datang kedua kalinya di Hari Akhir sebagai simbol penyelamatan umat yang telah terlunta-lunta dan menderita dalam penantian panjangnya?

Seperti halnya Kristus, kita harus jadi pengakhir dari ketakutan, pembuka kebuntuan dan pemecah dari permasalahan yang terjadi di sekitar kita. Bagaimana kita juga aware untuk ‘turun dari langit’ meski tanpa awan kemuliaan karena hanya Allah yang mulia, membantu sesama yang takut, buntu dan kalut.

Mungkin seperti yang dilakukan oleh kawan-kawanku sesama alumni sekolah Yesuit yang tergabung dalam AAJI, Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia. Sebanyak 166 kawan-kawan yang sama-sama sepertiku, pernah dididik para padri Yesuit itu berlari memanfaatkan event Bank Jateng Borobudur Marathon 2016 untuk berdonasi dan mengumpulkan dana yang dipersembahkan untuk kelangsungan pendidikan di SD Kanisius Murukan Klaten.

Sekolah yang dulunya bernama Sekolah Rakjat Murukan dan berdiri pada 1 Januari 1922 itu kini dalam kondisi bangunan yang amat memprihatinkan. Biaya untuk pembenahan tak bisa dihasilkan karena orang tua murid yang bersekolah di situ kebanyakan adalah kaum tani serta buruh dengan penghasilan terbatas.

Jadi betapa kita bisa membayangkan bantuan yang diberikan AAJI itu adalah tanda keselamatan bagi kelangsungan pendidikan puluhan dan mungkin ratusan anak-anak usia SD yang berada di kabupaten tempat aku lahir dan dibesarkan itu.

Jadi, yuk sambil menunggu Yesus datang turun dari langit, kita juga harus mau turun dari langit, dari zona nyaman, dari zona cuek kita untuk membantu dan menjadi penanda keselamatan bagi sesama.

Berita lebih lengkapnya bisa dibaca di bawah ini seperti dimuat dalam Surat Kabar Harian Kompas, Selasa 22 November 2016 Halaman 1 dan 15.

Kabar Baik

Kabar Baik

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.