Kabar Baik VOL. 320/2016 ? Caper-lah ke Tuhan sampai pohon roboh

15 Nov 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 15 November 2016

Lukas 19:1 – 10
Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.

Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.

Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.

Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”

Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.

Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.”

Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”

Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.

Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Renungan

Untuk ukuran anak-anak Indonesia segenerasi, aku termasuk punya ukuran badan cukup menjulang.

Pernah dulu waktu SD, sekelas diajak study tour ke sebuah museum di Jogja dan pada sebuah diorama, kami diminta berhenti untuk mendengarkan dan melihat penjelasan juru pandu museum tentang sejarah terkait diorama tersebut.

“Donny, Hendy, Budi, Anton dan Ferry… kalian berdiri di bagian belakang ya supaya yang lain yang lebih pendek berdiri di depan jadi semua bisa melihat…” ujar Pak A.S Midi (Rest in Peace, Pak…. ), kepala sekolah sekaligus wali kelas kami waktu itu.

Aku, Hendy, Budi, Anton dan Ferry memang anak-anak terjangkung di kelas dulu.

Mereka yang merasa lebih pendek pun berangsur maju ke depan, sementara kami berlima harus mengalah di belakang. Tapi meski demikian ada dua anak yang badannya cukup pendek tapi tetap memilih berada bahkan di belakang kami.

Aku iseng bertanya, “Kamu nggak maju ke depan? Kan nggak kelihatan?!”

Ia menaruh jari telunjuk di depan mulut dengan mata agak sedikit melotot. “Jangan bilang-bilang. Aku malas harus ngedengerin dan melihat hal-hal beginian!” bisiknya.

Dalam Kabar Baik hari ini, Lukas menulis tentang Zakheus. Pemungut cukai nan kaya dan berbadan pendek.
Ia pendosa tapi tak takut dengan keberadaan dirinya yang penuh dosa, Zakheus berlari mendahului orang banyak lalu memanjat pohon supaya melihat dan akhirnya terlihat oleh Yesus.

Kenapa orang-orang lain tak ikut memanjat pohon seperti Zakheus?

Bisa jadi karena mereka merasa cukup tinggi sehingga tak perlu memanjat sudah bisa melihat sosokNya.

Bisa jadi karena mereka meski pendek tapi merasa tak perlu untuk melihat dan terlihat Yesus, sama seperti dua orang kawanku yang meski pendek tapi tak mau maju mendekat ke diorama tadi.

Dimanakah kita memposisikan diri ketika berhadapan dengan Yesus? Paparan Kabar Baik ini menawarkan setidaknya tiga sikap.

Pertama, orang-orang yang merasa sudah tinggi sudah merasa tak perlu memanjat lagi, alhasil mereka tak dilihat secara khusus oleh Yesus.

Kedua, orang-orang yang sebenarnya pendek tapi ogah-ogahan untuk memanjat pohon, mungkin karena malas…”Yang penting datang dan denger Yesus, nggak perlu lah sampai melihat dan kelihatan. Caper amat!

Ketiga, menjadi seperti Zakheus. Mengetahui dirinya pendek tapi butuh untuk melihat dan syukur-syukur dilihat Yesus, ia melakukan usaha luar biasa menggunakan akalnya. Naik ke pohon dengan resiko jatuh, dengan resiko ditertawakan orang, dengan resiko dikatain orang, “Ih, pemungut pajak kok caper ke Tuhan!”

Mau pilih mana?
Aku pilih seperti Zakheus aja! Toh usahanya berhasil menarik perhatian Yesus. Ia memanggilnya turun dan menyaguhi untuk mampir ke rumah.

Tapi, Don! Kalau kita semua naik pohon, kan pohonnya gak kuat bisa rubuh?

Nggak papa, justru ketika pohon rubuh, kita akan cedera dan Yesus akan menyuruh kita duduk di depan, luka-luka kita diobati lalu untuk meyakinkan semuanya OK, Ia akan mampir ke rumah kita satu per satu untuk memastikan kita baik-baik saja.

Jadi, mau di-mampir-i Yesus? Memiliki sikap kerendahan hati saja tak cukup, Kawan! Kita juga harus memiliki harapan dan usaha… usaha yang kuat nan keras, supaya terlihat, supaya diperhatikan!

Kalau pada atasan dan gebetan yang kita incar saja mau caper, masa pada Tuhan kita tidak?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.