Kabar Baik hari ini, 12 November 2016
Lukas 18:1 – 8
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun.
Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.”
Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!
Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”
Renungan
Tuhan Yesus meminta kita untuk tak jemu-jemu berdoa, siang dan malam, tapi adakah yang berani bilang bahwa berdoa itu adalah sesuatu yang menjemukan?
Mungkin saking menjemukannya lantas Tuhan mengirimkan seorang Mark Zuckerberg untuk membuat Facebook dan kini ramai orang berbondong-bondong berdoa di wall mereka!
Mereka mengucap kata-kata doa di wall Facebook dan alasan mereka ketika ditanya tentang kegiatan tersebut, “Tuhan ada dimana-mana!” Benar nggak? Setidaknya tidak bisa dipersalahkan fakta itu.
Kabar Baik hari ini amat menarik.
Yesus tentu sadar dan tahu perasaan manusia. Ia tahu manusia memiliki begitu banyak keterbatasan termasuk ketidaktahuan kita terhadap apa reaksi Tuhan saat kita mendaraskan doa permohonan kepadaNya.
Nah, karena Yesus juga tahu betul tentang pribadi Bapa yang mengutusNya, pihak yang jadi tujuan doa seluruh umat manusia, Ia pun menjelaskan bahwa setiap doa didengar Bapa dan Ia akan membenarkan orang yang siang malam berseru kepadaNya.
Bagian terakhir dari Kabar Baik ini menurutku yang menarik.
Yesus mengaitkan kedatanganNya yang kedua nanti dengan ada tidaknya iman yang masih tumbuh di bumi. Kenapa dikaitkan demikian?
Aku membayangkan pada saat-saat sebelum ketibaanNya nanti, kehidupan akan makin kuat menghimpit dan pemecah-pemecah masalah instan yang mengatasnamakan kemajuan jaman semakin membelenggu kita; di satu sisi meringankan hidup, di sisi lain makin menyingkirkan Tuhan ke sudut yang kita pandang tak ada gunanya lagi.
Nah, kalau sudah demikian untuk apa berdoa? Menjemukan! Bukankah teknologi dan ilmu pengetahuan sudah menjawab semuanya?
Yesus memandang iman salah satunya ditampakkan dari ketidak-jemu-jemu-annya kita dalam berdoa sehingga jadi tampak kaitannya, barangsiapa tekun dalam doa, ia beriman.
Iman adalah kepercayaan yang tiada henti yang terus-menerus menggedor-gedor Pintu Surga yang memohonkan pinta dan harap.
Jadi? Jangan remehkan orang yang berdoa di wall Facebook. Bisa jadi mereka memang hanya berniat pamer tapi siapakah kita yang berhak menghakimi? Siapa tahu justru sebaliknya, Facebook hanyalah bagian kecil dari media yang ia memanfaatkan untuk meluap-luapkan iman dan rasa percayaNya.
Ya kalau nggak suka tinggal di unfollow saja. Beres, kan?
0 Komentar