Kabar Baik hari ini, 10 November 2016
Lukas 17:20 – 25
Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”
Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya.
Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut.
Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya.
Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.
Renungan
Pernahkah kamu membayangkan, apa jadinya dunia ini kalau tak ada lagi gereja yang buka entah karena dirubuhkan atau karena sudah tak laku lagi? Apakah kita akan berhenti untuk menjadi orang baik?
Beberapa minggu lalu, aku membaca berita di sebuah media di luar negeri tentang selentingan rencana pihak otoritas gereja di Inggris (aku tak tahu apakah ini Gereja Anglikan atau apa) untuk meniadakan aturan perayaan misa hari minggu mengingat semakin sedikit umat (konon hanya 2% orang Inggris yang masih ke gereja) yang datang untuk mengikuti upacara.
Beberapa waktu yang lebih lalu aku juga melihat dengan mata kepala sendiri, sebuah gereja Anglikan tak jauh dari rumah akan segera ditutup dan di atasnya didirikan sebuah apartemen mewah.
Sebagai umat Allah, tentu aku merasa sedih. Betapa tidak! Secara kuantitas, ini menunjukkan tanda kemerosotan antusiasme sebagian kalangan terhadap hidup beragama dan mungkin juga terhadap Tuhan.
Agama (dan Tuhan) semakin tak punya tempat di jaman modern ini. Ia malah dipandang sebagai penghambat kemajuan, kuno, kolot, bahkan cenderung menjadi sumbu perusak perdamaian di beberapa tempat di dunia yang seolah tak berhenti menawarkan kekerasan berdalih agama.
Tapi Kabar Baik hari ini menghiburku amat sangat.
Ketika bicara tentang Kerajaan Allah di hadapan Farisi, Yesus memberikan pernyataan yang apik. Pertama, Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Kedua, Kerajaan Allah ada di antara kita.
Kenapa kamu terhibur, Don? Apakah pikirmu, Kerajaan Allah itu sama dengan Gereja? Dengan Agama?
Aku tak mau terjebak dalam hal yang aku tak menguasai sepenuhnya. Kalau aku ahli hukum gereja dan teologi barangkali aku bisa memberikan paparan yang lebih jelas.
Tapi sebagai awam aku justru tertarik membawa permenungan Kabar Baik hari ini kepada pernyataan bahwa, andaipun Gereja tak ada lagi yang diijinkan untuk berdiri, Kerajaan Allah harus terus berada di sekitar kita!
Dengan bantuan Roh Kudus, kita harus tetap mengasihi sesama baik yang membalas kasih maupun yang memusuhi kita. Mengangkat hal-hal yang mengandung nilai positif dan baik di mataNya serta meninggalkan kebiasaan dan tabiat yang jahat serta tak sejalan dengan perintahNya.
Dan untuk melakukan hal itu kita tak perlu menunggu sampai gereja punah. Saat ini juga kamu bisa memulainya, memaklumkan kehadiran Kerajaan Allah pada jarak yang paling dekat denganmu; orang-orang di sekitarmu dan hal-hal yang kamu kerjakan.
Jadi, kalau boleh kuulang sekali lagi, apa jadinya dunia ini kalau tak ada lagi gereja yang buka entah karena dirubuhkan atau karena sudah tak laku lagi?
Selama kita diberi hidup, kita adalah duta dari KerajaanNya. kita harus menunjukkan kehadiran Kerajaan Allah dalam hidup kita itu. Selebihnya lupakanlah pertanyaanku ini karena gereja masih buka di seluruh dunia dan kita tak punya alasan untuk tidak terus datang ke sana memuji dan menyembahNya serta terus melayani sesama di luar gereja!
0 Komentar