Kabar Baik VOL. 314/2016 ? Transaksi Maha Agung nan Maha Besar

9 Nov 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 9 November 2016

Yohanes 2:13 – 22
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem.

Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.

Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.

Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.”

Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.”

Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?”

Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.”

Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?”

Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.

Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

Renungan

Secara pribadi aku amat suka dengan Kabar Baik hari ini. Banyak orang menyimpulkan Kabar Baik hari ini hanya sebagai larangan Yesus terhadap mereka yang berdagang di sekitar dan di dalam Gereja.

Benarkah?
Benar tidaknya sih hanya Yesus yang tahu tapi bagiku, makna yang terkandung dalam Kabar Baik hari ini lebih dalam dari sekadar hal tersebut. Yesus adalah seorang teatrikal. Ia kerap melakukan hal-hal simbolik untuk menyampaikan pesan yang kuat di belakangnya. Tentu kita ingat bagaimana Ia menantang para Farisi yang hendak merajam seorang pelacur yang bertobat atau ketika Ia mengenyangkan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan dan masih banyak lagi.

Kali ini, Ia pun berbuat demikian.
Apa yang hendak dikatakan dengan aksi pengusiran para pedagang itu adalah, Ia melihat betapa kaum Farisi dan Ahli Taurat menjadikan hukum-hukum Allah sebagai sesuatu yang sifatnya transaksional. Hukum Allah dianggap sebagai sesuatu yang bisa dibeli asalkan umat mau dekat dengan mereka, Hukum Allah dianggap sebagai sesuatu yang bisa ditawar asalkan umat tahu bagaimana menyenangkan Farisi dan ahli-ahli taurat.

Inilah yang hendak dirombak Yesus dan Ia sadar betapa kronis hal-hal buruk telah terjadi di dalam rumahNya sendiri. Dalam ‘bahasaNya’, Ia berkata akan merubuhkan bait Allah dan dalam waktu tiga hari Ia akan membangun yang baru.

Hal itu pulalah yang terjadi. Tak sampai seminggu setelah pengusiran ini, Ia mati, mengorbankan diri di atas kayu salib dan tiga hari kemudian bangkit dari alam maut.

Kematian Yesus adalah simbol yang amat telak menjatuhkan Farisi dan ahli Taurat. Yesus memerangi hal-hal yang sifatnya transaksional yang mereka praktekkan justru dengan transaksi lainnya, sebuah Transaksi Maha Agung dan Maha Besar karena Ia menyerahkan hidupNya demi penebusan terhadap dosa-dosa kita, demi kehidupan kekal yang sudah terjanjikan untuk kita.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.