Kabar Baik VOL. 308/2016 ? Kalau kamu orang benar, sudikah untuk satu surga dengan Farisi jika mereka juga diselamatkan?

3 Nov 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 3 November 2016

Lukas 15:1 – 10
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.

Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.”

Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:

“Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?

Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.

Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”

“Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?

Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.

Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”

Renungan

Pertanyaan yang kerap muncul setiap kali membaca Kabar Baik hari ini adalah, kalau pemungut cukai itu dianggap sebagai perwakilan dari mereka yang hilang lalu bertobat, dimanakah kita meletakkan Farisi?

Apakah Farisi pantas kita anggap sebagai mereka dari kalangan yang sudah benar dan tidak memerlukan pertobatan? Jika iya, bagaimana dengan kalian yang aktif di Gereja dan masyarakat, yang tak enggan membantu sesama dan tekun berdoa, sudikah untuk dimasukkan ke dalam kalangan yang sama dengan Farisi sebagai orang yang benar dan tidak memerlukan pertobatan?

Menurutku, satu-satunya pihak yang berhak untuk menimbang apakah kita ini hilang atau tidak, perlu bertobat atau tidak ya Tuhan sendiri!

Bagi manusia yang tak kan bisa mengerti sepenuhnya bagaimana Tuhan menimbang, ada baiknya menempatkan timbangan-timbangan tersebut dalam tataran mentalitas.

Maksudnya? Dengan penuh kesadaran bahwa kita ini makhluk yang tak bisa luput dari dosa, kita harus mengambil sikap bahwa kita adalah pihak yang amat rentan untuk hilang dan seumur hidup butuh bertobat!

Persoalannya, bagaimana kalau kita tak punya perasaan bahwa kita hilang, bagaimana kalau kita merasa semua baik-baik saja?

Ini bahayanya! Kita jadi merasa angkuh secara rohani bahwa kita sudah pasti selamat tanpa harus berusaha untuk terus berusaha hidup baik.

Tapi sebenarnya untuk mengetahui tanda mula-mula apakah kita sejatinya baik-baik saja dan selamat serta tak butuh pertobatan atau kita hilang itu mudah, mari kita ulang lagi pertanyaan di atas,

Apakah Farisi pantas kita anggap sebagai mereka dari kalangan yang sudah benar dan tidak memerlukan pertobatan? Jika iya, bagaimana dengan kalian yang aktif di Gereja dan masyarakat, yang tak enggan membantu sesama dan tekun berdoa, sudikah untuk dimasukkan ke dalam kalangan yang sama dengan Farisi sebagai orang yang benar dan tidak memerlukan pertobatan?

Kalau kita benar-benar sudah bertobat dan benar tentu tak mudah menghakimi orang lain termasuk kaum Farisi yang dikisahkan dalam Kabar Baik hari ini. Orang yang benar dan bertobat salah satu cirinya akan menerima untuk disandingkan oleh Tuhan dengan siapapun termasuk dengan kaum yang kita anggap paling munafik dan berdosa dan busuk sekalipun!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.