Kabar Baik VOL. 293/2016 ? Untuk mereka yang belum mengenalNya

19 Okt 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 19 Oktober 2016

Lukas 12:39 – 48
Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.

Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.”

Kata Petrus: “Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?”

Jawab Tuhan: “Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?

Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.

Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.

Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.

Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.”

Renungan

Kabar Baik hari ini bicara soal tanggung jawab. Tanggung jawab tentang pengetahuan yang kita terima dari Allah.

Logika gampangnya begini (dan semoga ini tidak menggampangkan hahahaha), kamu tinggal di satu kota, untuk sekian lama kamu di sana, seluruh kelok jalan di kota pun kamu hapal ketahui. Tapi suatu saat kamu ketangkap polisi karena kamu ketahuan berbelok ke tikungan yang salah karena ada tanda larangan untuk melaju di sana. Semata itu kamu lakukan karena mau ambil jalan pintasnya saja.

Sementara itu ada seorang pendatang dari kota lain yang berlibur ke kotamu untuk barang sehari-dua hari. Karena tak tahu aturan, tiba-tiba dia belok ke tikungan itu dan polisi mencegatnya. Ia tak sadar ada rambu kecil yang melarang ia untuk masuk jalur itu.

Dalam tata aturan dunia, keduanya mendapat hukuman yang sama. Dalam tata aturan ilahi, seperti dituturkan AnakNya hari ini, pendatang itu akan tetap dihukum tapi lebih ringan ketimbang kamu yang sudah jadi penduduk kota dan masih saja melanggar padahal tahu aturannya.

Dalam tataran yang lebih kekinian, meninjau Kabar Baik hari ini dalam realitas dapat ditilik dari paradigma yang sedang ramai-ramainya dibicarakan akhir-akhir ini yaitu tentang kafir.

Kamu kafir!
Kalian kafir!
Mereka kafir!

Orang mudah bilang demikian dan sebenarnya itu tidak salah karena aturannya memang demikian. Kalau tak mau dibilang kafir ya silakan masuk ke agama yang mengkafirkan maka kamu tidak akan jadi kafir lagi.

Sama dengan kita, jangan berpikir kita tak mengenal istilah kafir lho! Dalam Gereja ada istilah ‘saudara-saudari kita yang belum mengenal/menerima Kristus’ atau dalam istilah dogmatisnya dikenal EENS, silakan Google istilah itu dan hati-hati jangan tersesat mengartikan :)

Nah, tapi yang harus diperhatikan terkait Kabar Baik hari ini adalah, ketidakkafiran kita tidak lantas membuat kita selamat begitu saja. Iman kita itu adalah hal yang perlu dipertanggungjawabkan; sejauh mana kita yang telah diberi dan dipercaya untuk beriman ini melakukan tindakan-tindakan sesuai yang kita imani.

Kenapa? Karena kita sudah mengenal dan tahu pengetahuan yang diberikanNya terkait Kerajaan Allah dan Kebenaran-kebenaranNya sementara orang kafir, mereka tidak.

Jadi, ketika seorang kafir melakukan kesalahan, bisa jadi Tuhan akan memberikan hukuman yang lebih ringan ketimbang kita yang mengaku berada di jalan Allah ini. Sementara sebaliknya, ketika kita melakukan kesalahan yang sama ringannya dengan si kafir, hukuman kita lebih berat karena kita tahu perintah serta laranganNya.

Lho Don, tapi orang kafir itu bukannya tidak tahu kebenaran tapi mereka menolak untuk mengakui kebenaran kenapa ia tak dihukum juga?

Nah, itu ada benarnya! Makanya dalam Gereja setahuku tak pernah dikenal istilah “Mereka yang TIDAK mengenal” tapi “Mereka yang BELUM mengenalNya

Kenapa?
Pengenalan terhadapNya itu hanya dibatasi kematian. Artinya, sebelum seseorang mati, ia masih punya kesempatan untuk mengenalNya. Nah tinggal sekarang kita-nya mau gimana..

Lho kok kita?
Iya, kita karena kita sudah tahu pengetahuan tentang Kerajaan Allah dan kita beriman. Kitalah yang diminta Tuhan tiap akhir perayaan ekaristi, diutus untuk mewartakan Kabar Baik dan membuat mereka mengenal Allah.

Siap? Sedia?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.