Kabar Baik VOL. 285/2016 – Dont judge a book by its cover!

11 Okt 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 11 Oktober 2016

Lukas 11:37 – 41
Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan.

Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan.

Tetapi Tuhan berkata kepadanya: “Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.

Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam?

Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.

Renungan

Yesus menghardik orang Farisi sebagai orang bodoh karena mereka selalu memoles tampilan luar tanpa mempedulikan kedalaman hati. Di muka orang mereka tampak seperti orang paling suci sedunia, tapi dalam hati penuh benci, amarah dan ketamakan.

Atas dasar kebencian terhadap Farisi, kita lantas menganggap hal itu menjadi satu-satunya hal yang benar yaitu bahwa jadi orang itu lebih baik mementingkan yang ada di dalam dan tak mempedulikan yang di luar.

Ada satu masa dimana aku amat bangga dikatakan kasar, berlagak preman, jalanan. Kosakataku penuh kebun binatang dan selangkangan. Kalau cuma “Asu” dan “Bajingan”, apa yang ada di dalam mulutku sekarang ini… jauh, jauh dan jauh lebih berkurang ketimbang dulu.

Aku tak takut dijauhi karena memang aku justru menggunakan hal itu dengan dua tujuan.

Pertama adalah supaya aku bisa mengatai orang-orang yang tampak baik di luarnya sebagai Farisi, padahal aku tak tahu kedalaman hatinya.

Kedua, supaya aku tampak beda, mereka mendekat dan ketika melihat betapa ‘baiknya’ aku, mereka kaget, “Oh, Donny! Kamu ternyata baik sekali, padahal kupikir kamu adalah manusia paling hina dina karena gaya dan bacotmu!”

Lalu akupun menjawab, “Makanya jangan lihat dari luaran saja! Dont judge a book by its cover!”

Alih-alih tampak merendah dan wise, bagiku hal itu tak lebih justru adalah satu hal yang konyol!

Kok bisa?
Ketika aku bilang “Dont judge a book by its cover!”, aku menyeolahkan diri bahwa meski di luarannya berdebu, kedalaman hatiku adalah suci. Meski di luar penuh umpatan nan garang, di dalam aku berkilau keemasan. Padahal siapakah aku bisa mengerti kedalaman diriku sendiri? Bukankah hanya Tuhan yang mengerti? Jadi betapa sombong aku menyatakan diri sebagai suci, kan?

Lalu, dalam Kabar Baik hari ini Yesus secara tegas mengingatkan bahwa Dia, Tuhan Allah, adalah pihak yang menjadikan bagian luar dan juga bagian dalam. Artinya, kedua sisi itu harus diperhatikan, tak boleh ditinggalkan satu dari yang lainnya.

Dan berikut ini yang paling menohok.
Kalau kalian amati dalam ayat terakhir Kabar Baik hari ini, untuk orang-orang yang tampak baik diluaran tapi buruk di dalam seperti para Farisi, Yesus menganjurkan sedekah untuk membersihkan diri. Persoalannya bagi orang yang berkebalikan, bagaimana cara membersihkan diri?

Sejauh yang kutahu, tak sekalipun Yesus berhadapan dengan orang yang berwatak seperti itu dan lagipula, kalau sudah merasa bersih di dalam diri dengan cara membandingkan luarannya yang tak bersih, apa gunanya seseorang membersihkan diri lagi?

Perasaan sudah bersih inilah yang kukatakan sebagai kekonyolan tadi! Sombong dan konyol!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.