Kabar Baik VOL. 282/2016 ? Kenapa kita tidak menyembah Maria?

8 Okt 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 8 Oktober 2016

Lukas 11:27 – 28
Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.”

Tetapi Ia berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

Renungan

Banyak orang di luar Gereja Katolik mengira kita menyembah Maria dan menduakan Tuhan. Bayangkan, selain menganggap Tuhan punya anak, kini kita juga dianggap menyembah Maria, ibuNya.

Marahkah kita?

Sebelum marah, marilah kita mengintrospeksi batin kita masing-masing, apakah benar kita memang tidak menyembah Maria?

Kabar Baik ini menarik meski singkat dan dalam ketertarikanku padanya, aku mencoba mengaitkannya dengan rumor di atas.

Adalah manusiawi kalau seorang di antara orang banyak yang mendengarkan Yesus berbicara tiba-tiba berseru, “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.”

Samalah dengan misalnya seorang genius berbicara meyakinkan di depan seminar lalu orang di belakang ramai berbisik, “Ini anak siapa sih? Kok pintar banget! Ngidam apa ya ibunya waktu hamil dia…”

Tapi alih-alih mengamini perkataannya, Yesus menganulir dengan pernyataan singkat “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

Jadi jelas, yang patut berbahagia bukanlah Maria, ibu Yesus, tapi mereka (barangkali kita) yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya.

By the way, Kalian tahu apa yang dimaksud firman Allah itu?

Ada penjabaran menarik di sini. Mari kita tengok ke dalam kitab Kejadian, kitab pertama dalam rangkaian Perjanjian Lama. Pada bab yang pertama, ayat yang ketiga, disitu dituliskan firman pertamaNya, “Jadilah terang.” Entah, mungkin waktu itu Allah berpikir adalah mengerikan membayangkan dunia tanpa terang cahaya.

Lalu kita lompat ke Injil suci Yohanes. Murid kesayangan Yesus, adik Yakobus, itu menulis hal yang terkait dengan Kejadian 1:3 tersebut.

Pada bab pertama dalam bukunya, ayat yang pertama jua, Yohanes mengulas begini, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”

Lalu melompat pada ayat yang ke-14 masih di bab yang sama, Yohanes menulis, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Kalau demikian apakah firman Allah? Firman Allah pada awalnya adalah sabda Allah tapi kemudian menjelma menjadi manusia dalam wujud Yesus Kristus.

Jadi, mereka yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan Yesus dan memeliharaNya dalam hidup. Siapakah manusia pertama yang secara lahiriah melakukan kedua hal itu?

Tak ada yang lain selain Maria, Ibu Yesus.
Ia mendengarkan sabda Allah yang diterima lewat malaikat, ia memelihara benih Roh Kudus yang adalah Firman Allah yang Hidup di dalam rahimnya, lalu melahirkan, membesarkan dan setia mengikutiNya hingga akhirnya mati disalib, di atas pangkuannya lah jasad Yesus dibaringkan. Maria memeliharaNya hingga paripurna…

Jadi, berbahagialah Maria yang mengandung Yesus karena ia adalah manusia pertama yang mendengarkan firman Allah dan memeliharaNya.

Kita tidak menyembah Maria itu jelas! Tapi ada alasan yang amat kuat dibalik penghormatn yang amat tinggi, yang lantas kerap dianggap sebagai penyembahan, yang kita berikan kepadanya. Apakah alasan itu? Tiada lain adalah Sang Putera, Yesus Kristus!

Jadi? Mari kita berbahagia!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.