Kabar Baik VOL. 280/2016 ? Tak tahu malu atau malu-maluin?

6 Okt 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 6 Oktober 2016

Lukas 11:5 – 13
Lalu kata-Nya kepada mereka: “Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.

Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.

Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.

Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?

Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?

Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

Renungan

Satu hal yang selalu terlewat dan baru kusadar sekarang setelah beberapa kali membaca perikop Kabar Baik hari ini adalah, ternyata Yesus menyisipkan kata ‘malu’ dalam salah satu kalimat seperti ditulis Lukas di bawah ini:

Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.

Waktu SMA dulu aku tergila-gila pada satu cewek. Ia tak cantik, tapi gaya hidupnya sehari-hari dinamis: otaknya brilian, sikapnya sangat baik, tidak terlalu alim-alim amat tapi juga jauh dari kata nakal.

Yang mengerubuti dan ingin jadi pacarnya ada begitu banyak dan salah satunya aku.

Mungkin karena hal itu maka ia memutuskan untuk menolak ‘cintaku’. Tapi aku tak gampang menyerah. Keluarkan akal supaya setidaknya aku punya kesempatan untuk menyatakan cinta lagi dalam cara yang berbeda sehingga siapa tahu pada akhirnya ia takluk.

Tapi sayangnya, aku tak pernah berhasil mendapatkannya…

Namun demikian, ada satu hal yang kuingat betul dari perkataannya saat untuk kesekian kalinya aku ‘nembak’ dia dan ditolak.

Begini katanya, “Donny, kamu itu betul-betul nggak tahu malu ya… Kan aku udah bilang belum mau pacaran dulu tapi kamu ngotot, ngeyel!”

Jawabanku pada akhirnya sederhana, “Aku memang nggak tahu malu karena untuk punya pacar sepertimu rasa malu itu sudah kukalahkan sejak dulu! Aku nekat! Aku tak tahu malu!” (Guys, silakan dipakai jurus ini untuk nembak gebetan kalian ya hahaha…)

Meminta hal yang kita perlukan kepada Tuhan pun Yesus kehendaki demikian: tak perlu malu. Katakan apa yang kalian perlu, katakan! Jelaskan!

Tapi ingat, hal itu untuk yang kalian perlukan, bukan inginkan.

Apa beda ‘perlukan’ dan ‘inginkan’?

Dalam konteks cerita yang dibawakan Yesus, si pengetuk pintu itu ada dalam keadaan perlu karena ia sudah tak punya persediaan roti lagi. Sementara ‘ingin’ adalah kondisi dimana jika si pengetuk pintu itu sebenarnya masih punya roti tapi karena ingin… sekali lagi ingin mengamankan stock makanannya untuk esok hari, ia meminta kepada sahabatnya.

Waduh kalau begitu ‘ingin’ itu adalah maruk??Tidak benar juga tapi keinginan yang tak bisa dikendalikan mengarah pada satu bentuk ‘maruk’ atau tamak karena ‘ingin’ melibatkan nafsu dan nafsu mana pernah sih terpuaskan?

Tapi apa kita tak boleh meminta hal yang kita inginkan??Boleh, kenapa tidak? Tapi sebelum ke arah sana baiklah kita analisa lagi cerita di atas, bukan yang tentang bagaimana aku ngejar mantan gebetan ya, tapi yang ditukas Yesus dalam Kabar Baik ini.

Orang yang mengetuk pintu dan orang yang diketuk pintunya, keduanya bersahabat. Dua orang yang memutuskan untuk sahabatan tentu sudah melalui sekian banyak ‘percobaan’ dalam hidup dan hubungan mereka; merasa cocok lalu memutuskan tak hanya berkawan tapi bersahabat.

Jadi, manusia macam apa kita ini kalau mencoba mengelabui Sahabat yang juga adalah Tuhan Allah pencipta kita seolah persediaan sudah habis supaya kita diberi pinjaman-pinjaman lain daripadaNya?

Apakah kita masih punya rasa malu atau sudah pada taraf malu-maluin?

Kata Cak Lontong, Mikir!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.