Kabar Baik VOL. 279/2016 ? Mengampuni kesalahan sesama. Mampukah kita?

5 Okt 2016 | Cetusan, Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 5 Oktober 2016

Lukas 11:1 – 4
Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.”

Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu.

Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”

Renungan

Doa Bapa Kami adalah doa klasik umat Katolik.
Barangkali Bapa Kami adalah doa pertama yang diajarkan kepada kita dan barangkali juga doa ini adalah penyelamat ketika kita tiba-tiba diminta untuk memimpin doa dalam sebuah acara tapi perbendaharaan kata kita minim lalu benak otomatis memerintah untuk melafalkan ‘Bapa Kami’ yang biasanya disambung dengan ‘Salam Maria’ lalu selesai dan selamatlah muka kita hehehe…

Bersyukurlah kita mengenal ‘Bapa Kami’ karena secara tradisi, ketika seorang murid bertanya tentang doa dalam Kabar Baik hari ini, Yesus mengajarkan doa ini.

Meski doa ini sederhana, tapi isinya sebenarnya jauh dari itu, cukup kompleks dalam arti positif, menyangkut segala macam hal dalam hidup.

Tapi karena aku tak ingin membuat renungan ini complicated, aku akan mengangkat dua hal yang menurutku paling ‘berat’ dan ‘mengganggu’…

Pertama adalah kata ‘cukup’ pada ‘makanan kami’

Kita tidak diajarkan untuk meminta rejeki dan makanan dalam jumlah banyak dan Tuhan tak pernah memberikan sedikit. Kita diajak untuk minta ‘secukupnya’. Kata cukup tentu bukan berarti rejeki yang cukup untuk beli ferarri, cukup untuk beli rumah real estate gedongan, cukup untuk nraktir kawan-kawan setiap malam, bukan.

Kata cukup berarti kita tahu batas; kapan kita merasa tak lapar, kita tahu kapan kita merasa tak kekurangan.

Beratkah hal ini? Jelas berat karena kita masih hidup dalam daging dan tuntutan kedagingan bukan ‘tercukupkan’ tapi ‘terpuaskan’.

Kedua adalah frase ‘sebab kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami’. Kenapa berat, karena tepat di depannya kita tahu ada ‘ampunilah kesalahan kami.’

Apakah kedua hal itu terkait? Jelas! Tapi apakah mengampuni orang lain adalah prasyarat untuk Tuhan mengampuni dosa kita? Tidak juga.

Tapi bayangkan kalian diajak makan kawan lama yang dari dulu selalu nraktir kita dan tak sekalipun kita pernah ditraktir. Kamu sempat menolaknya karena kamu merasa nggak enak masa sampai sekarang pun kamu harus jadi pihak yang ditraktir bukan karena kekuranganmu tapi karena kamu pelit.

“Ayolah, Bro! Makan! Kubayarin nggak papa kan dulu kamu juga udah banyak membantu aku….” Nah loh! Kamu padahal nggak pernah bantu apa-apa, malah dia yang selalu baik dan nraktir terus, kan?

Sama halnya dengan itu, kita diajari untuk bilang “Come on Tuhan, ampunilah kesalahanku seperti aku mengampuni yang bersalah kepadaku!”

Serius? Are you sure? Kamu sudah mengampuni yang bersalah kepadamu?

Hal ini menarik. Soal ampun-mengampuni ini kita seperti dibawa ke dalam paradigma baru bahwa pada akhirnya pengampunan dosa itu bukan hanya soal besar-kecil dosa kita, bukan pula soal seberapa sering kita masuk ke dalam ruang pengakuan dosa untuk menerima Sakramen Pengakuan Dosa saja tapi juga soal seberapa sering kita memaafkan orang lain, soal, kalau dosamu yang segede gaban itu saja minta untuk diampunkan dan dihapuskan, apakah kamu sudah pula mengampuni dosa orang lain yang sekecil kutu kupret terhadap kita?

Bisa? Bagus!
Nggak bisa? Masih berani doa Bapa Kami malam nanti?

Sebarluaskan!

1 Komentar

  1. Don, belum bisa sejujur-jujurnya dan setulus-tulusnya, tapi doa Bapa Kami setiap hari mulai bangun pagi sampai mau tidur. Apalah aku tanpa doa Bapa Kami.

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.