Kabar Baik VOL. 273/2016 ? Dipangku mati

29 Sep 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 29 September 2016

Yohanes 1:47 – 51
Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”

Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.”

Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!”

Yesus menjawab, kata-Nya: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.”

Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”

Renungan

Hati Natanael berbunga-bunga. Senang betul ia!

Diajak Filipus untuk datang kepada Yesus, orang Israel ini ‘dibuka’ olehNya. Dinyatakan sebagai orang Israel sejati karena tidak ada kepalsuan di dalamnya, dinyatakan sebagai orang yang dilihatNya ada di bawah pohon ara, sebuah istilah waktu itu untuk menyatakan ketekunan seseorang dalam menggeluti firman Tuhan.

Iapun lantas memuji Yesus sebagai Anak Allah dan sebagai Raja orang Israel.

Natanel tidak salah. Kapasitasnya sebagai manusia menyatakan demikian, dipuji? Ya senang!

Kita juga sering mengalami hal seperti itu. Akupun juga…

“Donny, kamu hebat! Kabar Baik-ku rutin setiap hari! Kamu dipakai Tuhan untuk menyebarkan Kabar BaikNya!”

Sebagai manusia, besar kepalaku tentu saja. Siapa tak bangga?

Tapi apa yang dikatakan Yesus hari ini saat tahu Natanel begitu bahagia ‘dibegitukan’ adalah sesuatu yang harus ditanggapi dengan hati-hati nan seksama, “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.”

Jadi, bagaimana kalau tak dipuji? Akankah Natanael percaya? Akankah kita percaya?

Hal ini mengingatkanku pada sebuah pepatah jawa lama, “Dipangku mati.” Pepatah itu pernah kutulis di sini, tapi kalau boleh kuulas garis besarnya saja, pepatah itu berkata tentang strategi untuk menaklukkan lawan, jangan dimusuhi tapi pujilah ia setinggi-tingginya. Saat lawan lengah karena pujian, kita bisa pada akhirnya mengalahkannya.

Tapi tentu yesus bukan musuh, ia tak mengenal hidden agenda atau hidden strategy. Ia tak hendak mengalahkan kita dengan pujianNya, Ia hendak membuat kita makin percaya.

Jadi, jangan takabur ketika kita dibanjiri pujian. Takabur hanya akan berujung pada kesombongan dan akhirnya kita merasa besar. Nah, kalau diri sudah merasa demikian, bagaimana mungkin kita bisa melihat hal-hal yang lebih besar yang diberikan Allah?

Takutnya, hal-hal itu jadi terlihat kecil karena kita sudah merasa yang paling besar dan paling benar. Lebih besar dan lebih benar dari Tuhan sendiri.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.