KABAR BAIK HARI INI, 26 JANUARI 2016
Markus 3:31 – 35
Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia.
Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.”
Jawab Yesus kepada mereka: “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?”
Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”
RENUNGAN
Jika ada orang bertanya, ?Identitas apa yang paling tepat untuk mendeskripsikan dirimu??
Jawablah dengan penuh kerendahan hati, ?Saya adalah seorang pendosa? Tak ada jawaban yang tak lebih tepat daripada itu.
Aku memperoleh pengetahuan ini dari sosok Paus Fransiskus. Saat diwawancarai oleh sebuah media di awal masa kepausannya, untuk pertanyaan yang kurang lebih sama dengan yang di atas, ia menjawab, ?Saya adalah pendosa!?
Kabar baik hari ini bicara tentang bagaimana kita mendapatkan identitas sejati diri kita dihadapan Allah.
Di hadapan sesama kita bisa jadi seorang ayah dari anak, seorang ibu, seorang anak dari orang tua kita, seorang pemimpin perusahaan, buruh, jongos dan lain sebagainya. Tapi pernahkah kita berpikir, bagaimana Allah memandang kita? Siapakah kita di mataNya?
Dari bacaan di atas, Yesus memberikan ketetapan pada kita, bahwa kita dianggap saudara-saudarinya jika kita melakukan kehendak Allah.
Pertanyaannya sekarang adalah, sudahkah kita melakukan kehendak Allah supaya kita layak menjadi saudara dan saudari Yesus?
Dengan kedagingan kita, amat sulit untuk kita benar-benar melakukan kehendak Allah tanpa satu cacat pun! Oleh karenanya, sejatinya kita tidak pernah layak untuk dipanggil saudara/saudari apalagi ibu oleh Yesus jika kita tidak dilayakkan olehNya.
Tapi kenapa orang-orang yang ada dalam Kabar Baik hari ini dianggap sebagai saudara/saudari dan Ibu oleh Yesus? Akankah mereka sudah menjalankan kehendak Allah? Apakah mereka setelah itu tidak berbuat dosa lagi? Bagaimana mungkin, kita sama-sama daging?!
Nah, inilah yang menarik untuk kita simak.
Coba perhatikan bagian dari Kabar Baik hari ini sesaat setelah Yesus bertanya, “Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?”
Yesus bisa saja bilang, ?Kalian tak pantas karena kalian tak menjalankan kehendak Allah dengan benar!? kenyataannya memang demikian!
Tapi yang dilakukan Yesus adalah, ia melihat orang-orang di sekelilingNya dan berkata, “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!?
Jadi, apa kuncinya?
Pertama adalah mendekat, kedua adalah mengelilingiNya.
Kita harus mendekat pada Tuhan. Mengakui kelemahan dan merendahkan diri kita lalu datang mendekat memohon pertolonganNya supaya kita dilayakkan.
Mengelilingi? Sanggupkah diri kita endiri mengelilingi seseorang atau sesuatu yang lain??Tentu tidak. Kita memerlukan orang-orang lain yang mau diajak berada sama dekat-jauhnya dengan sumbu lingkaran, sebelah menyebelah, sehingga kita mengelilingiNya.
Artinya? Saling menguatkan, saling bergandengan dengan saudara dan saudari seiman?
Jadi, kalau sekali lagi ditanya, ?Identitas apa yang paling tepat untuk mendeskripsikan dirimu??
Tetap jawablah, ?Saya adalah pendosa? tapi imbuhkan dalam hati, Pendosa yang selalu mengharapkan kerahiman dan belas kasihNya untuk bisa diangkat menjadi saudara/saudari dalam persatuan Ibu Gereja Katolik yang tak terpatahkah oleh maut!
Begitu?
0 Komentar