• Skip to primary navigation
  • Skip to main content

Donny Verdian

superblogger indonesia

  • Depan
  • Tentang
  • Arsip Tulisan
  • Kontak

Kabar Baik VOL. 248/2016 ? Ayah!

4 September 2016 1 Komentar

Kabar Baik hari ini, 4 September 2016

Lukas 14: 25 – 33
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:

“Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?

Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.

Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?

Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.

Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.

Renungan

Hari ini diperingati sebagai Hari Ayah/Father’s Day di Australia dan aku tertarik untuk membawa permenungan Kabar Baik ini ke dalam dunia ‘ayah’, dunia insan multidimensi. Ia tak hanya jadi anak lelaki orang tuanya, ia juga jadi suami dan bapak bagi anak-anak istrinya.

Tapi sebelum masuk ke situ aku tertarik untuk membahas hal paling kontroversial dalam Kabar Baik hari ini yaitu, kenapa Yesus seolah membawa perpecahan dalam keluarga?

Kok bisa? Coba, Don… Tengok bagian dimana Ia berkata seolah seorang pengikutNya haruslah membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anak, dan pokoknya semua bahkan… bahkan nyawa sendiri pun harus dibencinya?!

Ini Tuhanmu, Don? Tuhan kok nggak waras gitu?!??!

Oh yang itu? Santai, Boss…
Yang Yesus mau ungkap itu sebenarnya sederhana, tapi untuk menyampaikan satu kesederhanaan Ia membawa contoh paling ekstrim karena dunia yang kita tinggali ini kerap membuat sesuatu yang sederhana menjadi super kompleks.

Yesus hanya mau pengikut yang total, bukan pengikut suam-suam kuku. Pengikut yang total adalah pengikut yang mengerti bahwa kuasaNya lebih besar dari apapun termasuk kuasa dan kasih yang ditunjukkan seorang istri, anak, saudara, gebetan, selingkuhan, bahkan ayah serta ibu!

Dan bukankah itu hal yang lumrah?

Demikian juga menjadi seorang ayah. Ia dituntut total untuk mencintai anak-anaknya yang adalah titipan dan anugerah dariNya.

Pernikahan Katolik adalah pernikahan yang suci, diresmikan dan dipersatukan sendiri oleh Allah. Oleh karenanya, buah-buah keturunan yang hadir dari pernikahan itu tentu adalah buah yang suci pula.

Setiap ayah adalah kisah heroik bagi anak-anaknya. Meski ada banyak ayah yang kurang ajar dan cenderung bajingan, tapi ayah sejatinya tetap ayah. Pada titik tertentu, sebelum menjadi bajingan, mereka tetaplah pahlawan.

Menjadi ayah adalah memikul salib dan mengikutiNya, mengikuti Yesus. Kita meneladani tak hanya setiaNya, tapi juga kegigihannya menerima luka, pedih dan perih sebagai sebuah pengorbanan yang tak terperi.

Menjadi ayah adalah melepaskan diri dari segala miliknya karena setelah ia dinyatakan menjadi ayah, hidupnya lepas dan tak ada lagi. Sejak saat itu, hidupnya adalah hidup anak-anaknya hingga semati-matinya ia nanti pada akhirnya.

Selamat hari ayah, Ayah!

Sebarluaskan!

Ditempatkan di bawah: Kabar Baik Ditag dengan:Kabar Baik

Tentang Donny Verdian

DV, Superblogger Indonesia. Ngeblog sejak Februari 2002, bertahan hingga kini. Baca profil selengkapnya di sini

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Depan
  • Novena Tiga Salam Maria
  • Arsip Tulisan
  • Pengakuan
  • Privacy Policy
  • Kontak
This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish.Accept Reject Read More
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT