Kabar Baik VOL. 243/2016 ? Sang Maha Tahu vs Si Serba Tahu

30 Agu 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 30 Agustus 2016

Lukas 4:31 – 37
Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.

Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa.

Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras:

“Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.”

Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah dari padanya!” Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar.”

Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.

Renungan

Kalau Tuhan itu adalah Sang Maha Tahu maka setan adalah si serba tahu.

Bedanya apa?
?Maha? dan ?serba? aja? selebihnya aku tak tahu dan kuharap kalian juga tidak tahu.

Kenapa? Kalau kalian tahu bedanya berarti kalian tahu batas-batas ke-maha-an Tuhan dan itu otomatis menghilangkan sifat ?Maha? itu sendiri yang artinya tak terjangkau akal dan budi kita? Atau jangan-jangan kalian adalah si serba tahu? Hahahaha!

Kisah Kabar Baik hari ini menarik karena ternyata setan itu tahu kekudusan Yesus.

Selain itu, setan ternyata juga merasuki orang-orang yang ada di sekitar altar Tuhan.

Hal ini sekaligus menjadi peringatan bahwa tak selamanya orang yang rajin datang ke gereja dan tahu serta sadar keilahian Yesus adalah orang yang tak ber-setan. Sebaliknya, orang yg tak mengenal Yesus bukan berarti pula orang yang kesetanan.

Lalu bagaimana menguji tingkat ke-setan-an kita? Bagaimana pula cara menghilangkannya?

Sebagian kawan di komunitas yg menamakan diri karismatik katolik menganggap penting acara pelepasan setan. Jadi, pergilah ke sana dan kalau kamu ke-setan-an konon hal itu akan dilepaskan darimu.

Salah? Tidak! Bagus malah karena kadang yang jadi titik berat bukan hanya pelepasan setan yang seharusnya hanya bisa dilakukan pihak hirarki gereja yg ditunjuk uskup setempat, tapi juga pelepasan terhadap hal-hal buruk yang jadi kebiasaan atau tabiat tak baik. Bagus, kan?

Tapi persoalannya adalah, apakah kita harus selalu datang ke acara pelepasan? Bagaimana kalau setelah dilepas tiba-tiba setan masuk lagi karena bukankah begitulah cara kerja setan?

Misalnya seorang pengusaha yang nggak mau bayar pajak. Datang ke acara pelepasan dan merasa setannya telah lepas. Tapi setelah pulang dari sana, ia tak juga membayar pajak, bukankah itu berarti setannya masih di-situ-situ juga?

Menghilangkan atau menghindari ke-setan-an adalah dengan tidak lengah. Ingatlah bahwa pertarungan Tuhan dengan setan adalah epik terpanjang sepanjang sejarah dan itu berlangsung hingga kedatangan Anak Manusia yang kedua nanti.

Jadi, sebagai manusia yang kadang kita rasa bagai pelanduk di tengah di antara pertempuran itu, kita harus sadar posisi bahwa kita sejatinya tidak pernah berada di tengah. Kita ada di sisi Tuhan Allah.

Cara termudah untuk tidak lengah dalam aplikasi hidup sehari-hari adalah dengan menimbang baik buruk sebuah hal yang kita pikirkan, katakan dan lakukan dari sisi iman dan spiritual.

Ketika satu hal yg kita lakukan lebih banyak buruknya, stop! Ketika satu hal yg kita lakukan lebih banyak baiknya, go ahead.

Lakukan itu berulang-ulang meskipun hal itu terkait hal-hal yang sudah sering kita lakukan dan tak pernah kita ragukan lagi baik-buruknya.

Kenapa? Sekali lagi, setan bukan makhluk bodoh. ?Ia serba tahu termasuk tahu kelemahan kita yaitu jatuh pada kesombongan. Kita sering jatuh ke dalam kesombongan bahwa kita seolah telah jauh daripadanya dan dekat dengan Tuhan. Seolah kita telah suci dan tak kesetanan sama sekali?

Di titik itu, kita sejatinya telah jatuh pada si serba tahu…

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.