Kabar Baik VOL. 228/2016 – Jangan berharap punya harta surgawi!

15 Agu 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 15 Agustus 2016

Matius 19:16 – 22
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”

Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.”

Kata orang itu kepada-Nya: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?”

Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Renungan

Kabar baik hari ini adalah, ternyata kalau kita melakukan sepuluh perintah Allah dengan baik, kita akan mendapatkan hidup kekal.

Kabar yang lebih baik, kalau kita tidak memiliki rasa kemelekatan terhadap harta duniawi (dan dibuktikan dengan menjual semuanya kepada orang miskin) lalu mengikuti Yesus, kita akan mendapatkan harta surgawi.

Sayangnya aku tak bisa menelaah lebih lanjut apa beda orang yang mendapatkan hidup kekal saja dengan orang yang mendapatkan hidup kekal plus harta surgawi. Mungkin kita bisa bayangkan bahwa orang yang hidup kekal saja (tanpa harta surgawi) seperti halnya orang miskin di dunia ini sedangkan orang yang memiliki harta surgawi akan hidup seperti orang-orang kaya itu… Tapi bukankah tidak pada tempatnya menakar bagaimana keadaan hidup kekal dengan keadaan hidup di dunia fana ini? Bukankah semuanya akan berbahagia di alam sana maka untuk apa masih tetap ada beda miskin dan kaya?

Jadi sekarang lebih baik kita bahas hal lain yang juga spesifik dalam Kabar Baik hari ini yaitu soal pilihan. Kalian pilih mana? Hidup di alam kekal saja atau hidup di alam kekal dan mendapatkan harta surgawi?

Kalau aku begini…
Abaikan soal harta surgawi lalu lakukan yang lebih penting daripada menghitung kalkulasi berapa harta surgawi yang akan kita dapat yaitu dengan jalan mengikutiNya, mengikuti Yesus.

Apa syarat mengikutiNya? Kabar Baik hari ini menjelaskan dengan gamblang, meninggalkan dan menjual harta benda kita dan memberikannya kepada orang miskin.

Tapi bukankah itu berat?
Sangat!

Kalau kita menjual dan memberikan kepada orang miskin seluruh harta kita, bagaimana dengan keluarga? Bagaimana dengan hutang-hutang kita?

Cara berpikirku begini, bagaimana sebuah kekayaan menjadi harta dan bagaimana sebuah kekayaan tidak menjadi harta adalah tergantung pada cara kita melihat dan menyikapinya.

Ketika kamu mendapatkan uang 100 milyar secara cuma-cuma, ia akan menjadi harta kalau kamu memilih untuk menabung semuanya atau kamu memilih untuk menyewa pulau lalu bersenang-senang dengan para wanita atau keliling dunia dan baru berhenti ketika uangmu habis begitu saja.

Tapi, uang 100 milyar tak akan menjadi harta kalau kamu tahu bahwa kamu menggunakannya untuk hal-hal yang sifatnya adalah membesarkan kemuliaanNya.

Contohnya?
Kamu belikan rumah untuk keluargamu karena selama ini masih tinggal bersama mertua.

Kamu belikan mobil yang ‘sedang-sedang saja’ untuk mengganti mobil lawasmu yang mulai gampang mogok.

Kamu undang kawan-kawan lalu ke rumah adakan perayaan ekaristi dan santap malam sebagai tanda syukur untuk itu.

Kamu sumbangkan uang tak sedikit untuk mereka yang menderita dan miskin, lalu sisanya kamu tabung karena kamu ingin pastikan untuk melakukan hal-hal baik lagi di masa yang akan datang.

Nah, itulah caraku!

Ah, kamu ngeles, Don! Kenapa kamu gak berikan 100 milyar langsung ke orang miskin! Kenapa? Kamu cuma bermain di atas ayat-ayat Tuhan nanti kamu malah nggak dapat harta surgawi lho!

Hahaha, makanya kan dari awal kubilang, jangan berharap untuk kita mendapatkan harta surgawi, kan?

Jangan pernah berharap mendapatkan harta surgawi yang ekuivalen dari apa yang kita jual dan berikan ke orang lain. Berharaplah mendapat harta surgawi dari pengakuan diri kepada Allah bahwa kita lemah, bahwa kita masih belum mampu menjual seluruh harta milik kita lalu memberikannya kepada orang miskin.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.