Kabar Baik VOL. 227/2016 ? Perkara besar

15 Agu 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 14 Agustus 2016

Lukas 1:39 – 56
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.

Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.

Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.

Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”

Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.

Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.

Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;

Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;

Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;

Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,

seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”

Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

Renungan

Hari ini istimewa! Gereja Katolik se-dunia memperingati Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga.

Beberapa hari sebelumnya, ‘dunia per-katolik-an’ Tanah Air heboh dengan berita patung Bunda Maria mengeluarkan minyak dan bau wangi.

Seperti halnya kejadian-kejadian seperti ini sebelumnya, arus menyibak ke dua sisi yang saling menjauh: mereka yang percaya dan mereka yang tidak percaya.

Aku sendiri memilih jalan tengah, menghormati yang percaya meski untuk menyatakan bahwa hal itu adalah mukjizat betulan atau bukan, aku percaya pada keputusan Vatikan karena Kepausan punya tim sendiri untuk meneliti apakah sebuah peristiwa bisa dikategorikan sebagai mukjizat atau bukan melalui berbagai macam pertimbangan.

Melalui artikel yang kuberi tajuk Nico: Kalau memang nggak percaya ya nggak papa, tapi bijaklah, aku sempat mewawancarai si pemilik patung tersebut, Nico yang tak lain adalah saudara dari salah satu kawan baikku, melalui jendela percakapan di WhatsApp.

Saat aku mewawancarainya, rumor yang bergulir dalam percakapan sana-sini amat tak menyenangkan untuknya. Nico dianggap menipu, mencari sensasi melalui ‘mukjizat’ tersebut.

Tapi yang menarik, ketika kukonfirmasi tentang hal itu melalui pertanyaan terakhirku padanya, “Kamu percaya bahwa semua yang terjadi itu adalah mukjizat?”, Nico memberi jawaban yang amat melegakan terlepas dari percaya atau tidaknya aku pada ‘mukjizat’ itu.

Ia menjawab bahwa selain karena melihat dengan mata dan kepala sendiri, Nico menganggap hal terpenting sejatinya bukan bagaimana mukjizat itu terjadi tapi buah-buah apa yang bisa dihasilkan dari mukjizat itu. Misalnya, Nico bercerita, ada banyak orang sakit datang dan berdoa di depan patung tersebut lantas diberi kesembuhan. Ia menganggap bahwa itu adalah salah satu buah-buah yang dihasilkan mukjizat tersebut.

Apa yang tersirat dalam Kabar Baik hari ini sedikit banyak sama dengan hal tersebut di atas. Dalam doa yang diucapkan, Maria menyatakan betapa meski ia dipilih Tuhan untuk mengandung anakNya, Maria merendahkan diri tapi sekaligus menyediakan dirinya bagi Tuhan untuk melakukan perkara-perkara besar.

Sebuah mukjizat yang membawa nama Bunda Maria harusnya justru tak hanya mengacu dan bertumpu pada bagaimana bunda yang hadir dengan segala pesona adi-kodrati-nya, tapi lebih daripada itu, bagaimana Tuhan menggunakan kejadian itu untuk melakukan perkara-perkara besar yang hendak disampaikan kepada manusia.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.