Kabar Baik hari ini, 9 Agustus 2016
Yohanes 12:24 – 26
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Renungan
Tuhan menginginkan kita mati supaya berbuah? Tidak! Jangan!
Kabar Baik ini lebih untuk mengisyaratkan bagaimana akhirnya Ia memilih untuk mati di kayu salib untuk menghasilkan buah bagi umat manusia.
Tapi untuk mengaktualisasi Kabar Baik ini, kita bisa membacanya sebagai pesan untuk kita ‘mati’ dalam hidup supaya hidup menjadi lebih ‘hidup’.
Sindrom penguasa adalah sok berkuasa.
Semalam aku diberitahu teman tentang tingkah polah seorang kawan lainnya. Ia dipercaya memimpin sebuah organisasi sosial, tapi lagaknya sok jenderal perang, main perintah sana-sini tak mau turun tangan.
Anak buah yang dipimpin akhirnya banyak yang membelot, “Kerja sosial apa kerja rodi? Tak usah ya!”
Kawanku yang penguasa itu adalah contoh orang yang tak mau ‘mati’ dalam hidup.?Sebagai pemimpin, ia harus mau ‘mati’, harus mau meniadakan kepentingan diri, menenggelamkan ego dan gengsi lalu turut menggulung lengan baju untuk bersama-sama bekerja demi kesuksesan bersama.
Jika ‘mati’, ia akan berbuah, dan buahnya bermanfaat untuk organisasi serta orang-orang di sekitarnya.
Jadi, jangan buru-buru mau mati supaya bisa berbuah. Berusahalah untuk ‘mematikan’ diri sepanjang hidup hingga saatnya nanti kita benar-benar mati dan kita dihidupkan dalam kekekalan.
0 Komentar