Kabar Baik VOL. 222/2016 ? Menjadi anak kecil di mata-Nya

9 Agu 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 8 Agustus 2016

Matius 18:1 – 5, 18:10, 18:12 – 1
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”

Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”

Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.

“Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?

Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.

Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang.”

Renungan

Setidaknya ada dua hal penting yang dijelaskan Yesus pada Kabar Baik hari ini.

Pertama adalah siapa yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga? Ia menjawab, mereka yang bertobat dan menjadi seperti anak kecil.

Kedua adalah siapa yang akan menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Surga? Jawabnya lagi, mereka yang merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil.

Menjadi seperti anak kecil adalah kunci.

Anak kecil yang diinginkan Yesus adalah pribadi yang memiliki rasa ketergantungan tinggi terhadap Tuhan, terhadap Bapa.?Dimana-mana, anak kecil membutuhkan bantuan. Makan permen, minta dibukakan bungkusnya. Mau susu, minta diseduh lalu dituang dulu ke dalam botol. Ke sekolah, minta diantar hingga ke gerbang. Tuhan adalah sosok yang akan sangat senang ketika kita membutuhkanNya, seperti layaknya orang tua yang direngeki anak-anaknya, hatiNya meluruh berbalas cinta kepada kita.

Bayangkan seorang yang tak memiliki mentalitas anak kecil. Ia akan merasa tak perlu dan tak butuh Tuhan karena semua ia rasa tercukupi secara otomatis karena kecerdasan dan kepiawaiannya. Di titik ini, yang perlu diragukan sebenarnya bukan lagi Tuhan yang tak sanggup mencintai mereka, tapi apakah sejatinya mereka masih butuh Surga? Sepertinya tidak!

Anak kecil yang diinginkan Yesus adalah pribadi yang tulus, berhati bersih belum mengenal pamrih.

Suatu waktu pernah aku pulang kantor, Odilia memberiku bingkisan disusul adiknya, Elodia, tak mau kalah mendekatiku. Oleh gurunya, mereka diminta membuat sebuah karya yang diberikan untuk orang tuanya, aku dan istriku.

Ketika kubuka, aku memeluk mereka dan bertanya apa yang mereka minta? Odilia menjawab, “hug!” Dan memang hanya pelukan yang ia serta Elodia pinta, tak lebih, tak pamrih! Saking harunya, pada akhir pekan berikutnya, aku membelikan mereka mainan, tanpa diminta.

Seperti itu pulalah yang Tuhan pinta. Kita mendekat padaNya, kita mencintaiNya melalui karya sehari-hari karena kita cinta kepadaNya. Bukan karena kita ingin harta berlimpah, bukan karena kita ingin pemakluman dariNya atas segala kelicikan dan intrik yang kita lakukan terhadap sesama.

Jadi? Yuk berlaku seperti anak kecil di hadapanNya, asal jangan kekanak-kanakan!

Sebarluaskan!

2 Komentar

  1. Baca kabar baik ini terlintas Original of The Species-nya U2. Kayak ada benang merahnya.

    Please stay a child somewhere in your heart
    I’ll give you everything you want
    Except the thing that you want

    Balas
    • Cah U2 :)

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.