KABAR BAIK HARI INI, 22 JANUARI 2016
Markus 3:13 – 19
Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.
RENUNGAN
Bagiku, Kabar Baik hari ini bicara tentang keterpanggilan.?Pernahkah kamu merasa dipanggil Tuhan?
?Pernah Don, tapi gue tolak karena gue masih pengen hidup lebih lama!?
Dohhhhh! Bukan yang itu? kalau yang itu, tak satupun kuasa menolak aku tahu! Panggilan yang kumaksud adalah panggilan seperti yang dilakukannya terhadap kedua belas rasul seperti yang ditulis Markus hari ini!
?Ohhhhh? itu maksudmu? Pernah!?
?Oh ya? Gimana gimana??
?Jadi waktu itu suatu malam aku sedang tidur tiba-tiba Yesus turun dari jendela kamarku. Ia tersenyum lalu memanggilku??
Errrrrrr? ok sip! Aku menghormati pandangan dan kepercayaannya karena bagaimanapun itu adalah pengejawantahan iman. Aku tak boleh tak percaya, mencibir apalagi menertawakan dan menganggapnya gila karena kalau demikian aku mengecilkan cara kerja Tuhan padahal kita tahu Tuhan itu Maka Besar dan kita tak?kan pernah tahu batasan-batasan cara kerjaNya.
Dan karena aku percaya pada kebesaranNya, maka kuyakin Ia punya cara-cara memanggil yang lebih mudah dimengerti karena Ia datang untuk kita semua dan bukan untuk orang-orang yang mengerti maupun yang sok mengerti hal-hal berbau supranatural saja.
Sebelas tahun lalu ada seorang tetanggaku yang ketahuan mengidap kanker otak stadium lanjut. Karena keterbatasan ekonominya, istrinya tak berani membawa ke rumah sakit karena takut tak punya biaya. Yang ia lakukan hanya berdoa, berdoa dan berdoa? tak lebih, dan tak pernah kurang!
Mama mengabarkan hal itu sebagai cerita sambil lalu tapi aku menanggapinya secara berbeda?
Aku tak bisa lepas untuk tak memikirkan tetanggaku tadi. Aku merasa gelisah, timbul pertanyaan, kenapa karena keterbatasan ekonomi lantas ia tak dapat pengobatan yang layak?
Kenapa ia hanya berhak diam menahan sakit kalau masih mampu ditahan hingga kematian datang tak tertahankan?
Aku lantas bergerak. Sesampainya di Jogja aku menelpon beberapa rumah sakit mencari jalan keluar.
Sebuah rumah sakit milik yayasan katolik kutelpon. Sebagai orang katolik dan karena yang sakit juga beragama katolik, alangkah baiknya kalau bisa diurus oleh rumah sakit katolik. Lagipula, pikirku, ?Masa mempersulit orang katolik untuk sembuh sih??
Tapi kenyataan yang kuterima menamparku. Mereka menolak dengan alasan tak mau repot. Ya sudah, kutinggalkan saja karena bagiku mereka tak berguna!
Aku tak mau kehilangan akal, menghubungi rumah sakit lainnya yang bukan mmilik yayasan katolik, dan jawabannya sungguh melegakan. Mereka memintaku untuk membawa si sakit ke sana, ?Perkara biaya jangan dipikirkan, Mas yang penting yang sakit diobati dulu?.?
Aku terharu. Aku segera menelpon Mama untuk memberitahukan hal ini tapi aku terlambat, ?Pak Anton baruuuuu saja meninggal.. Ini Mama mau pergi ke rumahnya untuk bantu merias jenasahnya??
Bagiku, saat itu aku mengalami keterpanggilan dari Tuhan melalui cara yang sederhana. Bukan melalui mimpi karena Tuhan tahu aku kalau tidur terlalu pulas. Bukan pula melalui Ia yang turun lewat jendela karena Ia tahu aku orangnya gampang kaget dengan hal-hal seperti itu. Ia menyapaku melalui tetanggaku yang sakit yang kabarnya kudengar dari Mama.
Aku gelisah. Aku bisa saja tak menjawab dan memilih cuek bebek. Tapi aku memilih untuk menjawab keterpanggilan itu dengan menjalankan apa yang terbaik bisa kujalankan.
Perkara hasil? Itu kuserahkan pada Tuhan, bukan urusanku lagi?
?Tapi, Don? bagaimana kalau ternyata itu bukan panggilanNya? Bagaimana kalau itu hanya reaksi dari rasa ?sok kemanusiaan? kamu yang terusik??
It?s ok! Aku nggak merasa rugi! Kalaupun aku tak dipanggilNya, aku punya contoh baik soal ketidakterpanggilan ini.
Kalian tentu masih ingat sosok Maria Magdalena?
Ia, mantan pelacur yang diselamatkan Yesus dari hukum rajam Kaum Farisi yang sudah siap dengan batu sekepal-kepal tangan. Ia tak pernah dipanggil Yesus sebagai rasul. Ia malah diminta pergi untuk tidak berbuat dosa lagi. Tapi kamu tahu apa yang ia lakukan terhadap Yesus?
Ia selalu mengikuti Yesus kemanapun Ia pergi. Bahkan, Maria Magdalena lah yang bersama dengan Maria ibu Yesus dan Yohanes, murid kesayanganNya yang menemani hingga akhir hayat Yesus disalib.
Lalu, dimana murid-murid lainnya?
Yang satu sudah mati bunuh diri setelah?mengkhianatiNya. Lainnya? Lari tunggang langgang ketakutan sejak semalam sebelumnya!
ps. Tulisan tentang tetanggaku yang sakit itu kutulis dua tahun sesudah kejadian. Kalian bisa membacanya di sini.
0 Komentar