Kabar Baik hari ini, 7 Agustus 2016
Matius 17:22 – 27
Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali.
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: “Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?”
Jawabnya: “Memang membayar.” Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: “Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?”
Jawab Petrus: “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya: “Jadi bebaslah rakyatnya.
Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga.”
Renungan
Penting mana, membayar pajak atau membayar sedekah kepada orang miskin?
Yesus memberi pelajaran yang amat baik dalam Kabar Baik hari ini. Jika sedekah kepada orang miskin dijelaskan pada Kabar Baik kemarin dimana kita bisa pakai untuk mengisi pundi-pundi surga, maka membayar pajak dipakai untuk supaya kita tidak menjadi batu sandungan bagi si pemungut pajak.
Malah, membayar pajak juga bisa dipakai pemerintah untuk menyejahterakan yang kurang sejahtera dengan kata lain, kita bisa juga bersedekah kepada yang miskin.
Jadi, taatlah membayar pajak meski kadang dalam hati kecil kita khawatir kalau-kalau uang yang kita bayarkan itu diselewengkan oleh oknum aparat.
Kecewa tentu ada jika hal itu benar-benar terjadi. Tapi seperti yang pernah diungkapkan Ibu Theresa dari Kalkuta, dalam melakukan hal di dunia, jangan pernah berpikir tentang kita dan mereka, tentang kita dan aparat, tapi antara kita dengan Tuhan. Jadi ketika kita membayar pajak, anggaplah kita mengerjakannya untuk Tuhan.
Apakah lantas kita berdosa jika tak membayar pajak?
Bisa jadi!
Dalam Kabar Baik hari ini, Yesus meminta Petrus memancing di danau karena di mulut ikan yang akan didapatkan, Yesus sudah menaruh empat dirham untuk dibayar sebagai pajak untuk Petrus dan Yesus sendiri.
Nah, bayangkan kalau Petrus begitu mendapat empat dirham, alih-alih dibayarkan sebagai pajak ia malah menggunakan untuk jajan di pasar, bukankah itu berarti ia telah melanggar apa yang diminta olehNya? Bukankah itu berarti korupsi namanya?
Jadi? Ayo bekerja keras dan jangan lupa membayar pajak!?Seperti halnya Petrus, Tuhan sudah pula memberi kita rejeki yang cukup untuk makan plus GST (goods and service tax) untuk dibayarkan!?Apa kamu masih tega untuk menilep dan korupsi dengan?tak membayarkannya demi kepentingan perutmu sendiri atau bahkan dengan mengatasnamakan untuk menyumbangkannya kepada orang miskin sekalipun?
0 Komentar