Kabar Baik VOL. 220/2016 ? Mati yang tak terduga, hidup yang tak terduga

7 Agu 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 6 Agustus 2016

Lukas 12:32 – 48
Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.

Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.

Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”

“Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.

Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.

Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.

Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.

Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.

Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.”

Kata Petrus: “Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?”

Jawab Tuhan: “Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?

Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.

Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.

Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.

Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.”

Renungan

Banyak orang berpikir bahwa pesan terbesar dari Kabar Baik hari ini adalah bahwa kematian dan kiamat itu datang tak terduga.

Benar? Tak salah! Yesus bilang, datangnya toh seperti pencuri.

Tapi ketika bahasan Kabar Baik ini hanya berhenti pada titik tersebut, tanggapan orang ya hanya berkutat soal mati saja; bagaimana mempersiapkan mati, bagaimana supaya tak takut, bagaimana menjaga harapan akan hidup yang kekal?

Padahal sejak kalian baca Kabar Baik ini hingga kalian mati nanti, kalian masih HIDUP! Jadi yang lebih penting bagiku adalah bagaimana supaya kita karena sadar kematian bisa datang kapan saja lantas mengubah hidup menjadi semakin bermakna bagi Tuhan dan membuat sisa waktu perjalanan di dunia ini menjadi pundi-pundi harta di surga kelak!

Hal lain yang juga perlu kita ingat dan sadari, ?tak terduga? itu tak bisa dibaca sebagai ?secepat-cepatnya?. Mike Mohede meninggal di usia muda saat tubuhnya sehat wal-afiat, itu tak terduga. Sebaliknya, seorang hidup dengan kanker yang divonis dokter untuk mati selama enam bulan tapi kemudian masih hidup selama 16 tahun, itu juga tak terduga…

Seorang kaya raya karena ?saking bertobatnya? dan saking takut mati akhirnya benar-benar menjual seluruh harta kekayaannya lalu menyerahkan ke semua orang miskin.

?Yesus meminta demikian!? ujarnya.

Benar, tapi Ia tak memberi tenggat waktu kapan kita harus menjualnya sampai habis.

Bagaimana kalau ternyata, si kaya raya itu diberi usia hingga tua renta, bukankah rasa sesal amat berpotensi menggelantung di sekujur hidupnya hingga mati kenapa dulu ia dengan hati yang buta menjual semua harta miliknya begitu saja.

Seorang kaya raya yang sadar bahwa kematian itu datang tak terduga dan sekaligus sadar untuk menjadikan waktu sisa hidupnya lebih berguna bagi Tuhan tidak akan menjual begitu saja harta bendanya.

Ia justru akan bekerja lebih keras mengumpulkan harta dengan cara yang lebih benar karena ia tahu hidupnya termasuk harta bendanya, kemampuan dan talentanya adalah untuk Tuhan hingga kelak ia mati nanti.

Jadi, yang terpenting menurutku sekali lagi tidak mentok pada bagaimana menyadari kematian itu datang tiba-tiba, tidak pula bagaimana cara menjual harta cepat-cepat… tapi lebih dari itu, bagaimana supaya sambil menunggu waktu yang ?tiba-tiba; itu kita mengubah hidup, memanfaatkan hal-hal yang kita miliki saat ini (talenta dan rejeki) untuk berguna bagi masyarakat yang lebih luas demi kemuliaan Allah yang lebih besar sehingga dari waktu ke waktu kita dibawa ke level hidup yang kian sempurna dan ketika saatnya tiba, kita telah benar-benar siap.

Setuju?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.