Kabar Baik Hari Ini, 21 Januari 2017
Markus 3:20 – 21
Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.
Renungan
Jika kamu jadi salah satu dari kaum keluarga Yesus saat itu, akankah kamu bertindak yang sama dengan mereka yang berniat mengambilNya karena dianggap tak waras lagi?
Ih, ya enggak lah Don! Kamu ini aneh! Ya jelas kita gak boleh menganggap Dia itu nggak waras karena Dia itu kan Tuhan?
Ya itu kalian. Kalau aku sih blak-blakan, barangkali akan bersikap sama dengan kaum keluargaNya itu. Aku akan mengambilNya dan menganggap Ia tak waras lagi. Kalau tak bisa mengambil, ya aku paling tidak harus menyangkal seperti Petrus bahwa aku nggak kenal Dia, nggak sodaraan lah pokoknya. Tapi nanti ketika orang banyak mengelu-elukanNya, boleh deh aku pasang tampang dan bilang, “Oh, Dia itu sodaraku! Aku kenal baik dengan orangtuaNya!” Hahahaha, tipikal ya?!
Ih (lagi-lagi ‘ih’) kok kamu gitu sih? Katanya penulis Kabar Baik?!
Yup, dan bukankah ini adalah salah satu Kabar Baik yaitu aku jujur terbuka mengatakan apa adanya? Lagipula aku berkata begitu secara jujur karena berkaca dari kehidupan pribadiku selama ini.
Ketika ada pengemis minta-minta di jalan, aku memilih menghindar. Ketika ia teriak mengejar karena lapar dan butuh uang untuk membeli makanan, aku lari tunggang-langgang dan mencap pengemis tadi sebagai orang gila!
Ketika ada kawan yang gagal dalam pekerjaan lalu mencari informasi tentang pekerjaan baru, aku bersembunyi bagai ditelan bumi. Ketika ia mengirimkan pesan, kubalas sinis, “Lha kamu kok bisa dipecat? Aku gak berani nanggung nama baikku karenamu dan masa lalumu nantinya. Sorry!”
Ketika ada orang menawarkan kebaikan akupun malu-malu menerima karena takut ia punya motif tertentu dibalik kebaikannya itu.
Ketika ada orang tua yang mengalah dan memberikan hak terbaik untukku, aku tak menerima sebatas karena aku ada dendam dengannya.
Ketika aku punya uang lebih aku memilih untuk membelikan hal-hal yang tak penting sementara tak jauh dariku ada begitu banyak orang yang kekurangan.
Nah, bagaimana mungkin aku bisa mengetahui kedalaman hati Yesus dan tak menganggapnya gila kalau untuk mengerti betul tentang mereka yang kusebut di atas saja aku tak bisa?
Ketika aku sering tak bisa mengenali kasih dari sesama dan tak bisa mengerti kasih yang harus kita berikan pada mereka, aku tak mengenal kasih dan karena Allah adalah kasih, jangan-jangan aku sendiri tak mengenali Allah?
Duh! Semoga kalian gak seperti itu ya…
0 Komentar