Kabar Baik VOL. 205/2016 ? Ilalang yang sesungguhnya

23 Jul 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 23 Juli 2016

Matius 13:24 – 30
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.

Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.

Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.

Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?

Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?

Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.

Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.”

Renungan

Tidak ada yang ingin jadi ilalang di antara tanaman gandum di ladang Tuhan.

Kamu mau? Aku tidak! Amit-amit!?Tapi terkadang, dalam hidup, kita yang tanaman gandum ini justru terlalu fokus kepada ilalang.

Pokoknya nggak mau deket-deket ilalang, deh!

Pokoknya jangan sampai semilir angin membuat pucuk-pucuk ilalang menyentuh kita.

Pokoknya ilalang mesti diamati, jangan sampai mencuri jatah air dan mineral yang harusnya kita pakai..

Dan banyak lagi pokoknya dan pokoknya yang terkait dengan ilalang.

Saking fokusnya, kita lupa untuk melakukan tugas utama kita yaitu berbuah, menghasilkan gandum siap panen.

Seolah kita sudah yakin bahwa hanya dengan menjadi tanaman gandum maka kita akan selamat. Padahal seperti yang ditulis di bagian akhir Kabar Baik ini, Yesus bilang bahwa pada masa penuaian hanya gandum-gandumlah yang disimpan di dalam lumbungnya. Yang lain? Diikat dan dibakar.

Yang diikat dan dibakar itu kan ilalang saja, Don??Betul, tapi kita juga harus ingat yang disimpan di lumbung juga hanya gandum-gandumnya saja!

Artinya, kalau kamu merasa sebagai tanaman gandum tapi ketika panen kantung-kantung gandummu kosong, apa yang bisa disimpan dari dirimu ke dalam lumbung? Apa baiknya yang harus dilakukan terhadapmu selain diikat bersama-sama ilalang lalu dibakar?

Dalam hidup sehari-hari kita sering seperti itu.

Kita terlalu sibuk mengurus orang lain. Kepo, bahasa masa kininya!

?Itu si Anu kok udah nggak pernah ke gereja lagi?! Konon kabarnya udah mau cerai jadi dia malu untuk ke gereja!?

Atau, ?Ah, jangan sampai anak kita kenal anak si B, dia itu kafir! Mending mulai besok kalau dia dekat-dekat, kita pergi atau lawan sampai mati!?

Padahal daripada melakukan hal-hal tak berguna di atas, kita bisa memanfaatkan waktu dan kesempatan untuk berbuat baik kepada sesama, siapa tahu perbuatan kita itu bisa dipanen saat musimnya nanti lalu disimpan di lumbungNya, kan?

Nah, kalau kita tak berbuah padahal kita adalah bagian dari tanaman gandum yang ditanam sejak awal mula, lalu apa bedanya dengan ilalang?

Atau jangan-jangan justru kitalah ilalang yang menyaru jadi tanaman gandum di ladang Tuhan?

Siapa tahu!

Tidak mau?
Buktikan! Berbuahlah!

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.