Kabar Baik VOL. 200/2016 ? Mau Mengerdilkan Tuhan?

18 Jul 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 18 Juli 2016

Mat 12:38 – 42
Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.”

Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.

Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.

Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!

Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!”

Renungan

Menuntut tanda dari Tuhan untuk memuaskan ego tiada lain adalah upaya untuk mengerdilkanNya.

Kita menaruh Tuhan supaya masuk dalam imaji dan benak kita padahal kuasaNya yang tak terbatas jauh lebih besar dari segalanya termasuk batasan imajinasi kita yang terliar sekalipun!

Ibaratnya orang pacaran. Biasanya kita minta tanda dari pacar sambil merengek, ?Apa buktinya kamu mencintaiku karena aku sudah mencintaimu setulus hatiku??

Maka orang yang meminta bukti pada Tuhan sejatinya adalah orang yang sok pede bahwa ia telah mencintai setulus hati kepada Tuhan.

?Ayo, Tuhan! Aku mau klaim janjiMu! Tunjukkan! Sembuhkanlah penyakit yang diderita orang tuaku saat ini juga, Tuhan!?

Atau, ?Tuhan! Kutagih janjiMu! Berikan aku rejeki sebanyak-banyaknya!?

Seolah jika kita tak mendapatkan tanda maka kita akan berhenti mencintaiNya. Sangat kekanak-kanakan bukan?

Padahal sebenarnya, kalaupun kita memutuskan untuk berhenti mencintaiNya, itu tak mendatangkan masalah bagi Tuhan. Ia tetap akan mencintai kita, menunggu kita untuk kembali menanggapi kasihNya, tanpa tuntutan untuk penunjukan tanda-tanda olehNya.

Nah, bukankah itu tanda atas kasihNya yang tak berbatas!?

Masih kurang?

OK! Kalau tanda bahwa Tuhan mencintai adalah kesembuhan penyakit, maka tak seorang pun yang akan sembuh dari sakit kalau sembuh itu mengacu pada ukuran dunia. Kalau begitu, apakah itu berarti Tuhan tak mencintai kita sama sekali?

Kalau tanda Tuhan mencintai adalah berlimpahnya rejeki, berapa banyak rejeki yang bisa memuaskan kita? Mau berpenghasilan tiga juta dan tiga milyar rupiah, rasa puas itu standardnya sama: tak berbatas. Kalau demikian, bagaimana kita mengukur cinta Tuhan dengan rejeki kalau rejeki itu tak pernah mengenal kata puas? Apakah itu berarti cintaNya juga tak memuaskan?

Orang lain boleh berkeyakinan tanda-tanda kebesaran Tuhan ada pada langit dan makhluk, tapi bagi kita, tak ada tanda kebesaran Tuhan yang lebih besar selain pengorbananNya untuk mau disiksa dan dibunuh di atas kayu salib atas salah yang tak pernah Ia perbuat!

Justru sebaliknya, Ia memberikan nyawa untuk kita sahabat-sahabatNya dan mengangkat kita untuk mengalami kehidupan kekal yang bebas dari belenggu dosa!

Adakah tanda yang lebih kuat dan besar ketimbang itu??Kata iklan obat nyamuk semprot jaman dulu sih, ?Kalau yang lebih mahal banyak?.!?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.