Kabar Baik VOL. 195/2016 ? Sebutir debu di alas kakiNya? Kitalah itu!

13 Jul 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 13 Juli 2016

Matius 11:25 – 27
Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.

Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.

Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

Renungan

Tak jarang orang berpikir bahwa dengan menulis dan mempublikasikan renungan harian seperti ini adalah tanda bahwa aku ini suci, pandai nan bijaksana.

Padahal.. Aduh aku sampai malu bilang bahwa kehidupan beragama-ku masih sangat amburadul tak keruan. Kehidupan doa masih dikendalikan nafsu yaitu nafsu tidur dan nafsu malas melakukan apapun meski itu hanya sekadar untuk berdoa?

Bijaksana? Apalagi! Jauhhh kali! Yang ada adalah pijak sana dan pijak sini!

Seriously, di mata Tuhan aku ini tak lebih dari sekarung daging yang lebih banyak meninggikan ego diri?

Tapi aku bersyukur karena setidaknya hari ini Yesus berkabar bahwa Allah Bapa menyembunyikan ketetapan-ketetapan ilahi dari orang-orang yang justru bijaksana dan pandai.

Kenapa? Entah, itu rahasia Tuhan.
Tapi mari kita menganalisa bahwa kalau seorang sudah merasa bijaksana dan pandai adakah ia perlu orang lain? Adakah ia perlu Tuhan?

Tidak!
Orang yang sudah merasa bijak lagi pandai adalah orang yang merasa hidupnya sudah well-armored, sudah merasa terlindungidiri.

Sebaliknya, orang yang merasa dirinya kecil, ia membutuhkan semua orang, ia memerlukan Tuhan.

Persoalannya dimana lantas?

Begini? ini analisaku sendiri?
Pernah dengar firman yang menyatakan bahwa bukan kita yang menunjuk diri sendiri supaya dipakai Tuhan tapi Tuhan yang memilih kita untuk dijadikan alatNya?

Nah bagaimana kalau lantas Ia memilih seseorang padahal seseorang itu adalah orang yang merasa dirinya bijak dan pandai?

Aku pernah dengar sebuah sharing. Seorang hamba Tuhan dulunya seorang yang sukses dalam karir dan keluarga. Tiba-tiba ia sakit berat hampir mati, keluarganya hancur pula lebur!

Dalam nestapa dan rasa kecilnya itu ia sadar kesalahannya dan memohon ampun pada Tuhan, minta supaya ia disembuhkan dan berjanji akan melayaniNya bahkan hingga ke ujung dunia.

Ia lantas sembuh dan keluarganya dipulihkan dan sepenuh hati Ia melayani Tuhan.

Proses ?dikecilkan? seperti yang terjadi pada orang ini adalah hal yang kupercaya semata supaya orang itu ?tahu diri? maka Tuhan lantas memberitahukan rahasia-rahasiaNya.

Bukannya aku bilang bahwa kita lantas harus merasa kecil semata karena kita takut merasakan proses pengecilan yang menyakitkan itu, tapi lebih pada bagaimana kita mengerti diri sendiri; memangnya kita pernah bisa tampak besar, bijaksana dan pandai di mata Tuhan kalau memang hakikatnya kita adalah kecil, dan sebutir debu di alas kakiNya yang sekali kibas juga hilang entah kemana?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.