Kabar Baik VOL. 192/2016 ? Mereka juga manusia! Bukan kutu kupret bukan pula ketela pohon!

10 Jul 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 10 Juli 2016

Lukas 10:25 – 37
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”

Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?”

Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.”

Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?”

Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.

Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.

Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.

Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?”

Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”

Renungan

Mari kita ulangi sama-sama pertanyaan jebakan ahli Taurat dalam Kabar Baik hari ini, “Siapakah sesamaku manusia?”

Siapa?
Ya, manusialah!

Manusia yang mana? Yang sama??Iya, namanya juga sesama.

Yang sama apanya?
Sama agamanya?
Sama alirannya?
Sama tempat tinggalnya?
Sama strata ekonomi dan sosialnya?
Sama perilakunya?

Kompleksitas yang berkembang dalam masyarakat membuat kita kabur melihat secara jelas siapakah sesama kita sebenarnya.

Yang pasti kita marah ketika membaca berita ada pengungsi Timur Tengah yang dipersulit masuk ke Eropa. Bahkan ketika ada tayangan saat reporter televisi ketahuan menjegal pengungsi, darah ini mendidih! “Manusia macam apa reporter itu?”

Ketika ada kabar bahwa orang-orang kristen disiksa dan dibunuh di Timur Tengah oleh kaum teroris, wah, kita marah besar! Mengutuk! Pokoknya nggak terima…

Salahkah kedua hal itu?
Tentu tidak! Kemanusiaan memang seharusnya demikian, kan? Tidak terkotak-kotak baik agama maupun geografis!

Tapi sebentar, bagaimana dengan maling motor yang ketahuan lalu ditangkap dan dipukul rame-rame di perempatan jalan seberang rumah?

Apa yang kita lakukan ketika puluhan massa mengadili di jalan? Menelanjangi lalu memukul, menendang hingga setengah mati? Akankah kita bergabung bersama mereka, “Karena kan dia maling, Bang!”, atau menolong si maling motor atau… memilih menutup pintu rumah rapat-rapat karena tak tahan mendengar jerit kesakitan si maling motor?

Bagaimana pula reaksi kita melihat seorang juragan kaya raya menyebarkan status bombastis di Facebook bertajuk “Hati-hati Sis! Jangan terima pembantu ini!” dimana ia menceritakan betapa si pembantu (yang fotonya juga dipasang dengan wajah kuyu) itu telah mencuri perhiasan dan uang majikan?

Apakah kita ikut menyebarkannya karena takut orang lain bisa terkena dampak yang sama bila menggunakan jasa pembantu itu?

Atau kita memilih menahan diri karena bagaimanapun juga pembantu itu adalah sesama kita dan ia wajib serta berhak untuk diperlakukan adil di mata hukum yang legal dan berlaku di negara tersebut?

Pembantu yang maling dan maling motor, mereka bukanlah kutu kupret, bukan pula ketela pohon!

Mereka adalah manusia, bisa kentut, bernafas, sama persis seperti kita, sama seperti yang mukulin dan yang menyebarkan status di Facebook terkait dirinya.

Dan Yesus tak hanya menampar ahli Taurat hari ini, Ia juga menggelitik mata batin kita bahwa sesama kita adalah sesama manusia. Apapun wujud dan bentuknya, bertuhan atau tak bertuhan, straight maupun homoseksual, beragama maupun tak beragama, pecinta The Beatles atau bukan, membela Jokowi dan Ahok atau tidak.. semua adalah manusia, obyek yang harus kita kasihi selain Tuhan supaya kita mendapatkan hidup yang kekal.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.