Kabar Baik hari ini, 3 Juli 2016
Lukas 10:1 – 20
Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan.
Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini.
Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.
Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.
Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah:
Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat.
Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.”
Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.”
Lalu kata Yesus kepada mereka: “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.”
Renungan
Perutusan itu tidak pandang bulu.?Kita semua diutus dan hal itu diperbaharui dalam perayaan ekaristi. Perhatikan bagian sesudah Berkat Penutup, Pastor selalu bilang, ?Pergilah, kalian diutus!? Nah!
Wah, tapi kan kita bukan pastor, bukan bruder, suster dan juga bukan frater? kenapa kita? Kita sudah sibuk dengan urusan pekerjaan, sekolah, keluarga, mana sempat menjalani tugas perutusan?
Kadang kita berpikir perutusan hanya untuk orang-orang tersebut di atas dan perutusan terlanjur kita artikan sebagai sesuatu yang ?wow? seperti misalnya harus melakukan evangelisasi ke tempat-tempat konflik, mengkristenkan orang secara lugas. Padahal, berbuat baik demi iman dalam hidup sehari-hari pun sudah menjalani tugas perutusan.
Wah ringan amat?
Ringan? Mari kita lihat?
Pernah suatu kali kerabat dekatku di Indonesia bertanya,??Don, tantangan orang Katolik di Australia apa? Kan negaranya sudah sangat kristiani seperti itu? Pasti mulus-mulus saja ya??
Tentu tidak demikian. Australia memang dibangun dengan kultur eropa yang melandaskan diri pada basis kristiani. Tapi apa yang terjadi sekarang di sini jauh berbeda dari dasar kultur itu sendiri.
Benar, hingga saat ini tidak ada tekanan dari kaum beragama lain seperti banyak terjadi di negara-negara lain. Tapi, tekanan justru datang dari ?isme-isme? baru yang mencengkeram aspek-aspek hidup sehari-hari seperti komersialisme, sekulerisme dan banyak lagi.
Kita tak menyangka bahwa kian hari kita kian diseret untuk masuk dalam putaran ?duniawi? dan tak lagi merasa perlu, butuh dan takut akan Tuhan!
Agama jadi barang yang semakin tak laku kecuali bagi migran yang baru pertama kali datang dan bagi para orang tua yang kebetulan sedang tidak diajak pergi jalan-jalan oleh anak cucunya.
Contoh paling gampang adalah pada soal pernikahan sejenis.?Dukungan untuk melegalkan pernikahan sejenis di sini kian hari kian kuat.
Secara prinsip, jelas pernikahan sejenis bertentangan dengan iman Katolik yang mengenal pernikahan adalah antara pria dan wanita, bukan pria dan pria atau wanita dan wanita.
Tapi kadang sebagai orang Katolik, kita sering jadi bingung sendiri. Ketika kita melawan sebagai wujud pertanggungjawaban iman mereka membalasnya begini, ??Lho, bukankah dalam agamamu dikenal soal cinta kasih dan bukankah kami saling mencinta dan apa salahnya karena kami tak mengganggu kalian??
Nah, bingung kan jadinya? Sulit? Tak gampang!?Tapi itulah hakikat perutusan.
Sejak awal mula Yesus mengatakan tidak ada yang mudah bahkan pada saat Ia mengutus, seolah Ia mengirimkan domba ke kandang serigala.
Serigala juga belum tentu langsung melumat domba, tapi kadang mereka memutari domba terlebih dulu untuk membuat pusing dan bingung baru kemudian menerkamnya bulat-bulat?
Waduh? kalau begitu apa yang baik dari Kabar Baik hari ini??Nah, coba simak bagian akhir, Yesus bilang, ?Bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga!?
Kalau anak lulusan SMA senangnya luar biasa karena namanya tercantum dalam daftar lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri yang diidam-idamkan, masa kita tak kalah hepi ketika dinyatakan terdaftar di sorga?
Kuliah empat tahun juga kelar (kalau nggak molor atau DO), tapi surga abadi, Bro! Ada yang lebih menyenangkan dari itu?
0 Komentar