Kabar Baik VOL. 178/2016 ? Ikut Tuhan

26 Jun 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 26 Juni 2016

Lukas 9:51 – 62
Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.

Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.

Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?”

Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.

Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”

Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”

Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.”

Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.”

Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.”

Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”

Renungan

Jika Kabar Baik hari ini ditelan bulat-bulat nan mentah, akan ada berapa banyak orang tua, istri, suami, anak yang kehilangan orang terdekatnya karena pamit, ?Mau ikut Tuhan!?

Lho kok bisa?
Lha ya bisa! Coba dibaca ulang, ada orang mau ikut Tuhan tapi ia hendak menguburkan ayahnya, dilarang Tuhan dengan alasan “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.”

Lalu ada lagi yang hendak pamit ke keluarganya dulu sebelum pergi bersama Yesus, eh.. Lagi-lagi Yesus bilang “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”

Dalam hal membayangkan ?ikut Tuhan?, kadang kita memang terlalu stereotipikal untuk mengaitkannya dengan jarak dalam hitungan kilometer. Artinya seolah ikut Tuhan berarti kita pergi jauh bersamaNya, mengikutiNya.

Padhaal menurutku, kata ?Ikut Tuhan? adalah soal paradigma baru terhadap segala hal yang kita lakukan dan pikirkan di dalam ladang-ladang yang dipilih Tuhan untuk kita.

Nah, sejauh apa paradigma baru terhadap hal-hal lama, pada akhirnya memang soal jarak meski itu bukan jarak yang memakai hitungan meter, kilometer melainkan lebih ke kemantapan hati untuk tidak mengikuti cara-cara lama yang tidak sesuai iman Katolik kita.

Contoh konkritnya adalah dalam dunia kerja.

Seorang yang mengaku mau ?ikut Tuhan? dalam bekerja adalah mereka yang justru mau bekerja giat dan menggunakan segala kemampuannya. Kenapa? Bekerja dalam konteks ?ikut Tuhan? adalah sarana untuk mempermuliakan Allah melalui talenta/kemampuan kita.

Adalah salah ketika orang bilang ?ikut Tuhan? tapi lantas malah malas-malasan bekerja dengan terlalu sibuk berdoa atau sedikit-sedikit minta ijin untuk pergi pelayanan karena sejatinya dalam bekerja pun kita juga pelayanan? melayani…

Masih dalam dunia kerja, contoh lainnya adalah mereka yang terlalu nyaman untuk korupsi.

Seorang yang mau berubah untuk ikut Tuhan, ia harus tanpa kompromi melepaskan dosa korupsi saat itu juga.

Bukannya lantas bilang, ?Baik, Tuhan! Aku akan ikut Kamu setelah dana korupsiku terkumpul hingga 5 milyar sehingga aku bisa beli rumah yang bagus untuk kupakai pelayanan memuji dan menyembahMu!?

Hehehe? Bener nggak?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.