Kabar Baik VOL. 175/2016 ? Jadi apa perlunya kita menyerukan nama Tuhan?

23 Jun 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 23 Juni 2016

Matius 7:21 – 29
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.

Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”

Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,

sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

Renungan

Wah kalau begitu kita nggak perlu berdoa karena dalam doa kita menyerukan nama Tuhan?

Nggak perlu juga kita bernubuat dan mengusir setan?

Nggak perlu juga mengusahakan mukjizat?

Lho, lho? Kok gitu? Kenapa?
Lha itu Yesus bilang bahwa Ia akan mengeyahkan mereka yang berlaku seperti itu di akhir zaman?

Tenang dulu, Mas Bro.
Saat Yesus berbicara hari ini, kita harus memasukkannya dalam kerangka bahwa Ia sedang menyindir kaum Farisi yang gemar menunjukkan betapa mereka dekat dengan Allah tapi dalam praktek sehari-harinya, hidup mereka sangat nista.

Mereka korupsi. Penjilat pantat pejabat dan main hakim sendiri kepada mereka yang dianggap melanggar hukum Taurat.

Dalam hidup dewasa ini kita juga sering melihat hal seperti itu masih terjadi.

Orang sibuk dengan pencitraan diri. Di depan orang tampak alim. Di hadapan Tuhan berusaha tampak bersih nan suci, kalau doa sampai ndakik-ndakik, berderai-derai air mata! Tapi di hadapan sesama? Tak seindah doa-doanya!

Jadi?
Buat yang sudah tekun berdoa dan berusaha hidup menggereja dengan baik, lanjutkanlah. Tak ada yang salah dengan hal itu.

Yang kemudian menjadi salah adalah, ketika semua itu tak diimbangi dengan pengaktualisasian dalam hidup bermasyarakat.

Main tabok ke anak dan istri.
Pembantu rewel dikit, dihajar habis-habisan.
Rebutan parkir? Langsung dikata-katain!
Korupsi.
Selingkuh lalu hamil dan memilih aborsi.

Nah, kalau itu beda ceritanya, kan?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.