Kabar Baik hari ini, 22 Juni 2016
Matius 7:15 – 20
“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Renungan
Sayangnya, karena keterbatasan sebagai manusia, kita tak bisa mengenali nabi palsu dari hal lain kecuali buah-buah yang dihasilkannya saja.
Persoalannya, penampakan dan rasa buah itu kadang juga bisa menipu.
Ada buah manis nan merah menggemaskan, ketika digigit busuk. Ada juga buah yang ketika kita gigit pertama kali pahit karena terkena getah dan belum dicuci. Padahal setelah kita cuci bersih, rasanya manis.
Dalam hidup sehari-hari dewasa ini, orang berebut menawarkan solusi. Solusi hadir karena pemberi solusi sadar hidup selalu lekat dengan persoalan.
Ada seorang motivator senior kelas kakap menawarkan solusi dengan cara mudah: uang!
Uang adalah sumber penyelesaian masalah, menurutnya. Supaya laku, ia pernah melakukan gebrakan yang dalam dunia marketing bisa dibilang sangat mengena. Ia mengadakan hujan uang. Menyebar lembaran-lembaran uang dari helikopter.
Ada lagi seorang spiritualis ternama. Ia cukup menggosok-gosokkan tangannya pada selembar daun dan dalam sekejap daun itu jadi uang.
Orang lalu bilang mereka adalah contoh nabi-nabi palsu karena meski awalnya penuh bujuk rayu manis-manis tapi nanti naga-naganya akan berujung celaka. ?Secara tak sadar nanti kita akan menjauh dari spiritualitas Katolik karena Yesus sendiri bilang tak mungkin seseorang menghamba pada dua tuan, Tuhan dan mamon.? demikian ujarnya.
Benar? Sebentar? persoalannya tak semudah itu, Kawan!
Kalau kita asal tuduh dia adalah nabi palsu, bukankah itu namanya kita menghakimi??Kalau orang yang menuduh itu bilang ?Pada akhirnya akan begini-begini?? pertanyaannya bagaimana kita bisa tahu pada akhirnya? Apakah ia seorang futuristis?
Penghakiman seperti itu menurutku bukan dari buah tapi dari gejala dan Tuhan tidak mengajarkan itu.
Bicara soal buah, baik spiritualis dan motivator itu berbuah manis. Uang!?Bayangkan ada seorang ibu yang hidupnya berkekurangan. Anaknya tergeletak sakit jatuh dari pohon mangga. Butuh uluran tangan untuk membawa si anak ke rumah sakit lalu di luar tiba-tiba hujan uang buatan yang diadakan sang motivator itu.
Bukankah itu adalah buah manis baginya?
Kita bisa bilang, ?Itu uang dari nabi palsu!?
Bagaimana bisa tahu? Bagaimana dengan gajimu? Gaji pegawai kelas menengah dari perusahaan multinasional yang menghabisi hutan-hutan tropis di Kalimantan dan Sumatera untuk bahan baku produksi komoditinya? Kalau kamu bilang uang yang didapat si ibu itu dari nabi palsu, kamu dapat gaji dari korporasi setan karena merusak lingkungan! Mau dibilang begitu?
Mengenali buah seperti yang diucapkan Yesus hanya bisa kita lakukan kalau kita mengenal dan hidup bersama buah-buah baik. Kalau seumur hidup kita tak pernah mengenal seperti apa buah baik itu, mustahil kita bisa mengenali buah yang tak baik.
Jadi? Tiada lain. Mendekatlah pada Sang Pemilik Kebun Anggur supaya kita tak hanya tahu tapi juga mengerti betul seperti apa bentuk, rasa, karakter buah anggur itu sebagai buah baik. Sehingga ketika kita melihat ada buah selain anggur yang tak baik, kita tahu.
Mendekatlah, pasrahlah. Tak ada yang lebih daripada itu.?Seekor domba seperti kita, sepandai-pandai apapun, otak kita besarnya tak seberapa…
0 Komentar