Kabar Baik hari ini, 16 Juni 2016
Matius 6 : 7 – 15
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Renungan
Seminggu yang lalu aku bertemu dengan om-ku, beberapa jam sebelum upacara perayaan ekaristi memperingati 100 hari meninggalnya Mama dimulai.
Usianya tak beda jauh dariku, lima tahun di atasku. Oleh karenanya, alih-alih memanggil ?Om? atau ?Paklik?, aku lebih nyaman memanggilnya ?Mas? dan ia tak pernah keberatan untuk itu.
Lama kami tak bertemu jadi sekalinya ketemu sebanyak mungkin kami saling meng-update informasi hidup masing-masing selama ini.
Lalu entah bermula dari mana tiba-tiba kami sampai pada topik doa.
?Aku dulu berdoa bertele-tele, Don! Doa bisa satu jam?? Aku manggut-manggut mendengarkan.
?Tapi sekarang realistis! Doaku singkat, padat dan jelas, ?Tuhan aku minta uang? hahahahaha!?
Aku membalas tawanya meski tak sekeras dia.
Aku juga sering berdoa bertele-tele seolah menganggap bahwa kalau ada satu kata yang lupa kusebut dalam doaku, Ia tidak akan mengabulkan permintaanku.
Bagiku berpikir seperti itu justru menganggap Tuhan sebagai sosok yang tak cerdas, tak sempurna. Padahal sejatinya, Ia lebih tahu dari diri kita sendiri tentang apa yang kita perlu dan inginkan.
Tapi berdoa terlalu singkat juga bukannya tidak rawan goda.?Alasan mula-mulanya mungkin karena kita sadar ngapain harus berdoa bertele-tele karena Tuhan tahu apa yang kita butuhkan, kan?
Tapi lama-kelamaan alasan bergeser, ngapain berdoa bertele-tele. Ngabisin waktu dan malas! Toh Tuhan tahu apa yang kita butuhkan, kan? Jadi nggak usah berdoa sama sekali? Eh!
Nah, aku sering mengalami hal itu. Bersyukur aku punya pengukur yang cukup jitu tentang bagaimana mengetahui saat motivasi bergeser.
Begini?
Kalau ketika hendak berdoa Bapa Kami yang tidak panjang saja aku sudah malas, berarti aku sedang benar-benar malas untuk berdoa.
Ciri malasnya? Ada dua.
Doa jadi nggak fokus. Mulut mengucap ?Bapa Kami? tapi pikiran melayang kemana-mana. Atau, kalimat doa kuucap secara merepet nggak jelas sehingga yang terdengar bukan lagi kata-kata tapi desisan cepat pokoknya selesai dan ketika sampai pada ?Amin? diucapkan keras-keras.
Hahahahaha. Kalian pernah gitu juga?
Pernah! Hahahaha!
Tapi sekarang doaku lebih terbagi menjadi bagian : Ujud Syukur dan terimakasih lalu permohonan secara singkat.
Amen.