Kabar Baik VOL.163/2016 ? Pelayanan tak perlu ‘diuangkan’

11 Jun 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 11 Juni 2016

Matius 10:7 – 13
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.

Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu.

Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.

Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat.

Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka.

Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.

Renungan

Sesekali waktu, aku tak hanya berbagi Kabar Baik di situs ini. Beberapa komunitas Katolik Indonesia di Sydney kerap memanggilku untuk menjadi pembicara firman di acara-acara mereka.

Kalau yang sudah mengundangku berkali-kali tak masalah, tapi hal menggelitik ini terjadi pada komunitas yang baru pertama kali mengundangku.

?Donny, kami harus kasih stipendium berapa untuk kamu??

Aku bukan orang yang tak butuh uang, tapi bagiku, pelayanan adalah hal yang sebisa mungkin tak ingin ?kuuangkan?.

Ada banyak yang bilang bahwa aku berhak atas uang yang diberikan, ?At least buat ongkos transport kamu, Don? terimalah.?

Tapi aku selalu menolak dengan alasan itu tadi, aku tak ingin ?menguangkan? pelayananku.

Kecuali barangkali bila aku memutuskan untuk menjadi seorang ?full timer? istilah yang sering digunakan untuk orang yang mengabdikan waktu sepenuhnya untuk pelayanan dan meninggalkan pekerjaan utama, di titik itu aku mungkin akan ?pasang tarif?.

Tapi, lagi-lagi, sebisa mungkin, dan aku tak ada niat untuk jadi seorang full-timer ya karena itu tadi, ?aku tak mau pasang tarif?.

Tuhan sudah memberi rejeki berlebih untukku. Ia tak pernah absen untuk menyertaiku dan keluarga dalam segala kondisi, dan itu sudah cukup membuktikan bahwa aku memang tak perlu menerima uang dari kegiatan pelayananku.

Lagipula, bagiku pelayanan itu adalah usaha berbagi atas apa yang kudapatkan dari Tuhan dan itu kudapatkan secara cuma-cuma.

Tuhan juga tak pasang tarif ketika aku ingin belajar sedikit dari hikmatNya yang bisa kuserap jadi untuk apa aku pasang tarif ke orang-orang?

Aku tahu pendapatku ini berbeda dengan banyak para pelayan yang tak keberatan menerima uang dari kegiatannya. Aku juga tak ingin menyalahkan mereka karena menyalahkan berarti menghakimi.

Aku lebih pada posisi bahwa begitulah caraku menafsirkan apa yang Yesus kehendaki dalam Kabar BaikNya hari ini, terutama pada penggalan,

Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.