Kabar Baik VOL.161/2016 ? Beda agama dengan ambulance

9 Jun 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik hari ini, 9 Juni 2016

Matius 5:20 – 26
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

Renungan

Satu kata yang paling menarik perhatianku pada Kabar Baik hari ini adalah ?hidup keagamaan?.

Hidup keagamaan, menurut Yesus, ternyata tidak hanya terkait hubungan kita dengan tradisi/ritual keagamaan saja. Bagaimana kita menemukan pengalaman ?Tuhan? dalam menjalin hubungan dengan sesama ternyata juga menjadi hal yang amat penting dalam membangun kekokohan hidup keagamaan.

Orang-orang Farisi waktu itu mengira, pokoknya selama nggak merebut istri orang, selama nggak mencuri, selama nggak berdusta, selama nggak membunuh sesama, selama nggak berzinah dan tetap menghormati orang tua, semua bakalan baik-baik saja.

Tapi ternyata tidak.
Yesus menggenapi hal-hal terkait hubungan antar-manusia dalam Hukum Taurat itu lebih jauh lagi.

Ibarat kata, jika kita mau ke gereja lalu di parkiran kita berebut ruang dengan umat lain sampai kata-kataan dan keluar kosakata kebun binatang, ada baiknya kita berdamai dulu sebelum melangkah masuk untuk beribadah.

Atau dalam hal berinteraksi dengan pembantu, kalau kita menganggap mereka wajib melakukan apapun dan kapanpun hanya karena kita membayarnya, itu juga tidak membangun hidup keagamaanmu lebih baik lagi.

Begitu pula ketika kita cuek terhadap mereka yang membutuhkan bantuan kita bahkan sampai bagaimana cara kita mengelola sampah dan memperlakukan alam semesta, itu semua masuk dalam cakupan hidup beragama.

Wah, kok jadi begitu luas?
Ya karena Tuhan memang ada dan wajib kita temukan kehadiranNya dalam setiap sendi hidup kita, maka kita harus memasukkan penyadaran-penyadaran itu dalam semua sisi lewat kacamata pandang ajaran-ajaran moral Gereja.

Lagipula, kalau hidup beragama cuma dianggap saat kita menjalani ritual hari minggu saja nanti kalian teriak, ?Kita tak perlu agama!?

Atau kalau hidup beragama cuma perlu saat kita sakit atau saat tak berdaya menjelang mati, lantas apa bedanya agama dengan ambulance?

Jadi, seberapa bagus kehidupan beragamamu?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.