Kabar Baik VOL.146/2016 ? Apakah semua pemimpin yang tak bertangan besi itu baik?

25 Mei 2016 | Kabar Baik

Kabar Baik Hari ini, 25 Mei 2016

Markus 10:32 – 45
Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, kata-Nya: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit.”

Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!”

Jawab-Nya kepada mereka: “Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?”

Lalu kata mereka: “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu.”

Tetapi kata Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?”

Jawab mereka: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.

Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.”

Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes.

Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.

Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.

Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Renungan

Jika semua pemimpin dunia itu punya semangat sama seperti yang diutarakan Yesus hari ini, negara mana yang tidak akan makmur dan sejahtera rakyatnya?

Pemimpin yang berporos pada semangat melayani dan menghamba pada rakyat yang dipimpinnya. Ideal? Sempurna tepatnya!

Tapi adakah?

Daripada menghitung ada atau tidaknya, aku sebenarnya lebih tertarik pada pilihan Yesus menggunakan perbandingan antara pemimpin yang melayani (dan menghamba) dan pemimpin yang tangan besi sebagai gambaran ?pemimpin dunia? yang Ia maksud.

Mengapa Ia membandingkan kedua hal itu? Apakah ini seolah bahwa semua pemimpin yang yang melayani dan menghamba tidak menggunakan tangan besi?

Atau, apakah semua pemimpin yang tidak tangan besi itu berarti pemimpin yang baik?

Bagiku pemimpin yang baik adalah pemimpin yang sejak awal mula memiliki misi jelas tentang kepemimpinannya. Ia harus menempatkan hal itu sebagai tujuan utama.

Untuk mencapai misinya, ia harus mendukung dan membantu anggota-anggota yang dipimpinnya itu.

Seorang pemimpin yang tangan besi, menurutku jika itu harus dikonotasikan sebagai pemimpin yang buruk, ia adalah sosok yang tak lagi mempedulikan kenyamanan anggota-anggota yang dipimpinnya dalam bekerja, pokoknya semua harus sampai di tujuan yang telah ia tetapkan dengan segala daya upaya!

Sebaliknya, seorang pemimpin yang tidak bertangan besi, belum tentu berarti ia mempedulikan anggota-anggotanya. Bisa jadi ia adalah pemimpin yang cuek, membebaskan anggota-anggotanya untuk melakukan apapun, sedangkan tujuan kenapa ia memimpin, bisa jadi untuk kepentingannya sendiri.

Pemimpin seperti itu, tak harus bertangan besi tapi ia juga bukan pemimpin yang baik.

Melihat sosok Yesus dalam memimpin, aku semakin yakin bahwa menjadi pemimpin yang baik dan tidak bertangan besi bukan berarti kita harus tak keras pada bawahan kita.

Yesus adalah pemimpin yang sangat mengetahui apa yang menjadi tujuan kepemimpinanNya. Tentu kita ingat bagaimana Ia menolak untuk menyembuhkan orang-orang sakit di satu tempat, bagaimana Ia hidup berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain; supaya Ia punya waktu untuk menyebarkan Kabar Baik ke seluruh negeri sebelum akhirnya masuk ke Yerusalem, menyediakan diri dipermuliakan di atas kayu salib.

Penolakan-penolakan seperti itu, secara manusiawi pasti juga mendatangkan perasaan mulai dari yang halus ?Kenapa ia disembuhkan tapi aku tidak?? hingga, ?Katanya Ia adalah pemimpin yang melayani, kenapa aku tidak dilayani??

Toh meski demikian, kita semua setuju bahwa Yesus bukan hanya pemimpin yang baik tapi juga pemimpin terbaik.

Nah, bagaimana dengan diri kita?
Kita tidak memimpin negeri seperti Jokowi, tapi bagaimana pola kepemimpinan kita di rumah, kampung, kantor dan perusahaan?

Apakah kita tangan besi, atau melayani dan menghamba?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.