KABAR BAIK VOL.139/2016 ? Melawan secara flamboyan, melawan dengan kasih

18 Mei 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 18 MEI 2016

Markus 9:38 – 40
Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.”

Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.

Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.

Renungan

Kabar Baik hari ini cukup singkat. Intinya, Yesus mengkonfirmasi bahwa barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.

Ada tiga hal menarik yang bisa kita angkat dari situ yaitu, apa yang dilawan, siapa yang melawan dan apa yang harus kita lakukan ketika tahu ada yang melawan?

Mari kita bahas yang pertama dulu.

Apa yang dilawan?
Tuhan!

Tuhan dalam kerangka ajaran iman dan nilai-nilai moral yang selaras dengan Gereja Katolik sebagai satu-satunya institusi yang didirikan Santo Petrus atas mandat langsung dari Yesus.

Yang kedua, siapa yang melawan??Sebentar? perlukah kita tahu siapa yang melawan?

Perlu! Seperti yang dikatakan Yesus, supaya kita tahu siapa yang ada di pihak kita, dan siapa yang tidak.

Persoalan adalah, ?Adakah yang melawan??

Jelas ada! Banyak!
Tindakan korupsi, penyelewengan dari pasangan, aksi teror, pembunuhan (termasuk bunuh diri dan aborsi) adalah beberapa contoh kecil dari perlawanan itu.

Wah, kalau begitu, apakah artinya kita berhak menghakimi mereka yang melakukan??Tidak. Menghakimi itu menyangkut pribadi yang melakukan.

Ketimbang menghakimi, lebih baik kita berkaca. Berkaca itu menggunakan hal-hal buruk tersebut untuk direfleksikan pada diri kita sendiri, apakah kita pernah melakukan hal-hal seperti itu atau tidak? Apakah kita lebih baik, sama saja atau lebih buruk?

Yang ketiga, kalau sudah tahu ada yang melawan, sebaiknya kita apakan?

Perlukah kita tembak, sembelih, bom? Atau diracun sianida??Tentu tidak, itu cara-cara kuno yang tidak elegan.

Bersikap dan bertindaklah secara flamboyan seperti yang Yesus lakukan.?Caranya? Melawan dengan kasih.

Sebagaimana kutulis di atas, yang kita lawan bukanlah orangnya tapi tindakannya. Melawan dengan melibatkan budaya kematian nan desktruktif seperti itu hanya akan membuat kita justru berada di pihak yang berlawanan dengan Yesus sendiri!

Kisah usaha pembunuhan atas Paus Yohanes Paulus II pada 13 Mei 1981 adalah contoh bagus dalam perlawanan kasih ini.

Adalah Mehmet Ali A?ca, seorang Turki yang menembak Paus dari jarak dekat waktu itu. Ia diringkus dan ditawan atas kejahatan yang dilakukannya.

Yang dilakukan Paus setelah pulih adalah memaafkan dan mengunjungi A?ca, berkawan baik dengannya dan keluarganya di Turki hingga Paus wafat 2005 silam. Paus yang kemudian diangkat jadi santo itu telah menunjukkan perlawanan dengan kasih.

Tapi Paus memaklumkan hukuman yang diberikan kepada A?ca sebagai satu bentuk usaha untuk membuatnya hidup lebih baik dan tidak berbuat hal buruk lagi.

Begitulah seharusnya kita melawan mereka yang tak sepihak.?Bukan memusnahkannya tapi memberikan mereka cinta karena sejatinya perlawanan yang mereka berikan hanyalah imbas dari kurangnya kasih yang didapat dari lingkungan terdekatnya.

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.