KABAR BAIK HARI INI, 19 MEI 2016
Yohanes 15:9 – 17
“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.
Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Renungan
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Hal pertama yang muncul di dalam benak setelah membaca kutipan di atas adalah, ?Lho, kok hanya untuk sahabat-sahabat? Tidak untuk semua orang tanpa terkecuali??
Lama aku mencari jawab atas pertanyaan tersebut, bergumul dan akhirnya menemukan beberapa hal.
Pertama, ?Siapa yang mau memberikan nyawa untuk musuh??
Hanya orang konyol yang mau melakukannya, kan?
Kenapa konyol?
Ini bukan perkara sayang nyawa atau tidak, tapi soal waktu yang sudah sempit dalam hidup dan bisa dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal yang lebih baik harus diakhiri dengan cara yang mengenaskan, memberikan hidup untuk musuh!
Aku mencoba mencari cerminan dalam Kitab Suci untuk alasanku barusan dan ingatanku tak bisa bergeming saat Yesus diancam hendak didorong dan dijatuhkan dari tebing oleh jemaat yang marah di kampung halamanNya.
Jika Yesus mau, tentu dengan kuasa ilahiNya, Ia bisa berkehendak supaya mati di situ saja ketimbang disalib! Tapi Ia tidak memilih demikian. Ia sadar masih banyak tugas penyebaran Kabar Baik yang harus diberikan ke seluruh negeri sebelum akhirnya nanti Ia masuk juga ke Yerusalem sebelum Paskah.
Kedua, ?Siapa yang mau jadi sahabatNya??
Apa pentingnya?
Penting! Jangan sampai kita kelewatan kesempatan untuk merasakan kasih terbesarNya. Ingat dari tulisan di atas, Ia hanya memberikan kasih terbesar pada sahabat-sahabatNya.
Caranya?
Seperti yang diungkapNya,
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Jadi?
Masih nyolong?
Lebih sayang ke selingkuhan ketimbang istri?
Masih mau lanjutkan rencana aborsi?
Masih mendukung hukuman mati?
Masih menghakimi?
Yuk tinggalkan itu semua dan sahabatan lagi denganNya.
0 Komentar