KABAR BAIK VOL.121/2016 ? Kalau bisa disukai kenapa harus jadi pihak yang dibenci?

30 Apr 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 30 APRIL 2016

Yohanes 15:18 – 21
“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.

Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.

Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.

Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.

Renungan

Yesus membuka Kabar Baik hari ini dengan pernyataan yang mengagetkan,

Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.

Tapi hal itu tidak berarti bahwa kita harus dibenci selama ada cara untuk membuat kita disukai.

Waktu kuliah dulu aku pernah PDKT dengan seorang cewek. Bagiku saat itu, ia adalah sosok sempurna. Cantik, bertubuh sintal, pintar, pandai bermusik dan? agamis.

Tapi ketika aku sudah semakin dekat dan ia tampak tak menolaknya, ada satu titik dimana akhirnya aku melepaskannya bahkan beberapa saat sesudahnya aku memutuskan untuk benar-benar menjauhinya.

Apa pasal?
Ia memaksaku untuk bergabung menjadi jemaat di gerejanya padahal sudah kubilang berkali-kali bahwa aku seorang Katolik dan aku tak berminat sama sekali untuk beralih ke gerejanya.

Pemaksaannya luar biasa. Kalau hanya melarang merokok dan menasihatiku untuk jauh-jauh dari pornografi, aku adalah tipe pria yang merasa tersanjung ketika dilarang-larang oleh cewek karena bagiku itu tanda perhatian.

Tapi ketika ia mulai menghakimi imanku, aku sudah merasa tak nyaman dan ketidaknyamanan itu harus kutunjukkan dengan mengubah sikap untuk menjauh daripadanya.

Merasa kujauhi dan tak merasa kuat sendirian, ia mengajak beberapa kawannya pada sebuah sore di selasar jalan menuju aula kampus tempatku nongkrong dengan kawan-kawanku lainnya.

Ajakannya kali itu bersifat lebih memaksa dan aku merasa semakin tak nyaman. Di depan muka kawan-kawannya aku berkata keras supaya mereka berhenti mengajakku lagi sejak saat itu.

Menyebarkan Kabar Baik untuk mengenalkan Yesus bukanlah dengan cara seperti itu. Bagiku, si cewek dan kawan-kawannya tadi memilih untuk ?Yang penting sudah menyampaikan pesan, dibenci itu lumrah karena Yesus sendiri juga dibenci!?

Padahal setahuku Yesus sendiri tak pernah asal dibenci. Ia juga tak pernah mengancam seseorang supaya mengikutiNya. Ia cukup berkata, ?Ikutilah Aku!? lalu sudah.

Tak semua yang diajakNya benar-benar mengikutinya tapi Ia membiarkan begitu saja.

Bahkan ketika berhadapan dengan Farisi, tak selamanya Yesus bersikap frontal. Ada kalanya Ia memilih untuk menyingkir dari satu daerah dengan alasan ?WaktuKu belum tiba!?

Lalu siapakah kita yang bisa memilih lebih frontal dari Sang Guru?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.