KABAR BAIK VOL.120/2016 ? Karena kita ini sahabat Si Bos, bukan buruh pabrik

29 Apr 2016 | Kabar Baik

KABAR BAIK HARI INI, 29 APRIL 2016

Yohanes 15:12 – 17
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.

Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”

Renungan

Waktu masih di Jogja dulu, sebagai web developer, salah seorang klienku adalah pengusaha tekstil. Pabriknya besar ada di seputaran Magelang sana. Kebetulan yang punya adalah kakak kelas di SMA Kolese De Britto dulu.

Seperti klien-klien yang lainnya, aku lantas mengunjungi pabrik tersebut untuk keperluan mengumpulkan materi-materi yang akan kujadikan bahan konten websitenya.

Adapun pabriknya ternyata cukup besar.
Bentuk bangunannya mirip hanggar pesawat.

Mesin-mesin berukuran jumbo berderet yang bising dioperasikan buruh-buruh yang bekerja mengikuti pola yang ajeg, seperti robot. Aku mengambil foto beberapa sudut untuk keperluan desain website dan bahkan kilatan lampu kameraku tak membuatnya banyak bergeming. Sesekali hanya melirik tapi tangan dan perhatiannya tetap ajeg bekerja, robotik!

Setelah motret dan jalan-jalan, ditemani seorang mandor, aku diantar naik ke lantai dua untuk bertemu Si Bos, ya temanku, ya klienku itu.

Si Mandor mengetukkan pintu, lalu dibukakan oleh seorang wanita yang lantas kuketahui adalah adik kawanku tadi yang menjabat sebagai manager keuangan di perusahaan itu. Begitu pintu dibuka, si mandor bersicepat turun tangga dan kembali bekerja.

Lain dengan kondisi pabrik, ruang di lantai dua itu lumayan mewah.

Pendingin ruangan digeber maksimal, satu set sofa kulit mahal ala sinetron-sinetron, televisi layar besar, meja makan, kulkas, dapur lengkap dengan microwave dan pemanas air serta tiga meja kerja ukuran besar dari kayu mewah; satu untuk kawanku, satu untuk adiknya yang manajer keuangan tadi, dan satu lagi untuk manajer personalia, bos para buruh dan mandor yang salah satunya adalah yang mengantarku tadi.

Oh ya, di salah satu sudut ruangannya ada beberapa layar yang mencitrakan kamera CCTV yang dipajang di pabrik untuk mengawasi kerja para buruh tadi.

?Duduk, Don.. Santai dulu sini?.? Kawanku menyalamiku dan menyuruhku duduk.

?Mau Bintang? Heineken? Vodka juga ada hahahaha??
Aku menggeleng, konsentrasi kerja masih kuperlukan, masa mabuk siang-siang? Lalu kami ngobrol ngalor-ngidul sebelum akhirnya masuk ke inti pembicaraan soal website.

Dari apa yang kutemui di lantai dua itu amat kontras dengan apa yang kulihat di bawah, di pabrik tadi.

Para buruh bekerja sangat keras dan fokus diawasi para mandor, mengawasi kinerja mesin.

Apa yang ada di benak mereka hanyalah ?What to do?? hari itu. Sisanya, kehidupan mereka di pabrik diatur oleh bel tanda makan dan tanda pulang di sore hari.
Sementara kawanku, ya namanya juga bos, dia santai-santai saja di atas meski kuyakin dalam benaknya penuh dengan rencana ke depan, perhitungan resiko untung-rugi perusahaan dan tetek-bengeknya.

Kabar Baik hari ini bagiku secara singkat bicara tentang bagaimana Yesus tak hanya menyelamatkan kita.

Kita ingat Nabi Musa menyelamatkan bangsa Israel dari Mesir tapi ia tidak mengubah derajat yang diselamatkan. Yesus menyelamatkan seluruh umat manusia dan tak hanya itu, Ia mengangkat derajat kita yang semula buruh menjadi sahabat.

Mulanya kita adalah para buruh di pabrik kawanku tadi, robot, tahunya hanya ?what to do?.

Tapi lantas yang kubayangkan Yesus adalah anak dari pemilik pabrik. Ia turun ke bawah, diajaknya para buruh berbicara, ditawarinya mereka makanan dan minuman padahal bel tanda makan siang belum lagi berbunyi. Diajarinya mereka cara bekerja yang lebih ?manusiawi?, tak hanya apa yang harus dilakukan tapi kenapa dan bagaimana cara melakukan pekerjaan secara lebih benar.

Tak lama kemudian si Bos naik ke atas. Di akhir kunjungan singkat itu, si Bos berujar bahwa suatu waktu nanti kita akan diperkenankan naik ke lantai dua, tempat si Bos berkantor dan bekerja.

Kok bisa? Karena kita bukan lagi buruh dan pekerja. Kita adalah sahabat si Bos.

Mau?

Sebarluaskan!

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.